Sabtu 04 Nov 2023 22:10 WIB

Pemerintah Sebut Produksi Gas pada 2036 Seluruhnya untuk Dalam Negeri

Produksi gas tak akan diekspor saat itu dengan syarat infrastrukturnya lengkap.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melaksanakan peninjauan pembangunan Pipa Transmisi Gas bumi Cirebon-Semarang (Cisem) Tahap 1 ruas Semarang-Batang (ilustrasi).
Foto: PGN
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melaksanakan peninjauan pembangunan Pipa Transmisi Gas bumi Cirebon-Semarang (Cisem) Tahap 1 ruas Semarang-Batang (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Jenderal Dewan Energi Nasional (DEN) Djoko Siswanto menyebutkan pada 2036, Indonesia sudah tidak lagi mengekspor gas bumi dan 100 persen produksi gas bumi untuk memenuhi kebutuhan domestik. Hal itu sesuai amanat Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2014 tentang Kebijakan Energi Nasional.

"Kita sudah tidak ekspor gas lagi pada 2036, kita manfaatkan untuk dalam negeri, selama dengan catatan, infrastrukturnya sudah lengkap," kata Djoko dalam keterangannya di Jakarta, kemarin.

Baca Juga

Menurut dia, untuk menyetop ekspor tersebut, saat ini, pemerintah menggenjot pembangunan infrastruktur pendukung gas bumi. Di antaranya, pembangunan pipa transmisi gas bumi ruas Cirebon-Semarang (Cisem) dan Dumai-Sei Mangkei.

Pembiayaan proyek tersebut menggunakan anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) melalui skema tahun jamak dengan kebutuhan anggaran pembangunan pipa gas Cisem mencapai Rp 4,47 triliun dan Dumai-Sei Mangkei Rp 6,6 triliun.

Dengan pembangunan infrastruktur pipa gas bumi, lanjutnya, maka akan meningkatkan pemanfaatan gas bumi untuk kebutuhan domestik, salah satunya jaringan gas bumi (jargas) untuk rumah tangga. "Sekarang, sudah hampir 900 ribu sambungan rumah tangga, dengan APBN 80 persen dan 20 persen sisanya dilakukan PT PGN Tbk," jelas Djoko pada acara Road to CNBC Indonesia Awards di Jakarta, Selasa (31/10/2023).

Selain itu, untuk meningkatkan pemanfaatan gas domestik, ia menambahkan, pemerintah telah mematok harga gas industri sebesar enam dolar AS per MMBTU, sehingga diharapkan akan menarik investor untuk datang ke Indonesia.

"Investor bisa datang dan membangun pabriknya di sini, karena harga gasnya murah, sehingga akan menimbulkan multiplier effect," sebut Djoko.

Saat ini, pemanfaatan gas bumi untuk kebutuhan domestik mencapai 68 persen dari total produksi gas bumi Indonesia sebesar 5.446,90 BBTUD dan sisanya untuk ekspor. Tercatat pada 2022, nilai ekspor LNG Indonesia secara total mencapai 6,6 miliar dolar AS atau naik dari 4,6 miliar dolar pada 2021. Sedangkan, nilai ekspor gas melalui pipa pada 2022 sebesar 3,13 miliar dolar AS atau meningkat dibandingkan pada 2021 senilai 2,84 miliar dolar AS.

 

sumber : ANTARA
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement