Kamis 12 Jun 2025 11:11 WIB

Bahlil Singgung Potensi Migas di Bintuni, Perkuat Ketahanan Energi Nasional

Cepu dan Teluk Bintuni jadi titik strategis ketahanan energi nasional.

Rep: Frederikus Dominggus Bata/ Red: Friska Yolandha
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, menyatakan optimisme terhadap kontribusi perusahaan minyak dan gas bumi (migas) di wilayah Teluk Bintuni.
Foto: PGN
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, menyatakan optimisme terhadap kontribusi perusahaan minyak dan gas bumi (migas) di wilayah Teluk Bintuni.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, menyatakan optimisme terhadap kontribusi perusahaan minyak dan gas bumi (migas) di wilayah Teluk Bintuni dalam memperkuat ketahanan energi nasional. Hal ini disampaikan saat ia meninjau fasilitas LNG Tangguh di Kabupaten Teluk Bintuni, Papua Barat, Rabu (11/6/2025).

“Kita tahu bahwa sepertiga dari total produksi gas di Indonesia disuplai dari LNG Tangguh. Oleh karena itu, kita harus menjaga terus lifting dan stabilitasnya,” kata Bahlil, dalam keterangan resmi Kementerian ESDM, dikutip Kamis (12/6/2025).

Baca Juga

Sejak Oktober 2023, beroperasinya Train 3 telah meningkatkan kapasitas tahunan kilang LNG Tangguh menjadi 11,4 juta ton, atau setara 180 standar kargo LNG.

Selain LNG Tangguh, Bahlil juga menyoroti perkembangan proyek migas Genting Oil Kasuri. Ia menjelaskan bahwa pada 2027 perusahaan ini diperkirakan mampu memproduksi sekitar 300 Million Standard Cubic Feet per Day (MMSCFD), angka yang signifikan dalam mengantisipasi defisit pasokan gas nasional.

“Di Genting Oil Kasuri, dari lima sumur yang telah dibuka, empat di antaranya telah 100 persen selesai, sisanya masih dalam proses dengan progres 30 persen. Sementara untuk pembangunan camp, progresnya mencapai 20–22 persen,” ungkap Bahlil.

Namun, ia juga menyoroti satu Wilayah Kerja (WK) migas yang belum berkembang, yakni Mogoi. Berdasarkan pantauannya melalui udara, WK milik Pertamina ini masih terkendala kerja sama dengan mitra pengelola.

“Mogoi ini milik Pertamina, tapi kerja samanya dengan pengusaha belum selesai sampai sekarang. Jadi ini akan kami cabut dan ambil alih karena kita bisa segera produksi minimal 40 MMSCFD dalam waktu konstruksi sekitar satu tahun,” jelas Bahlil.

Bahlil menambahkan bahwa selain gas, peningkatan produksi minyak bumi juga menjadi fokus strategis untuk mencapai ketahanan energi nasional. Ia menyebut akan ada tambahan produksi nasional sebesar 30 ribu barel per hari.

“Program ketahanan energi kita ini bukan hanya sekadar tema, tetapi insyaallah akan kami laksanakan dengan baik. Nantinya Bapak Presiden Prabowo akan meresmikan penambahan produksi minyak sebanyak 30 ribu barrel per day di Cepu. Insyaallah, pada 2025 ini target APBN terhadap lifting minyak maupun gas akan tercapai,” ujar Bahlil.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement