Jumat 03 Nov 2023 15:45 WIB

Wujudkan Swasembada Pangan, Kementan Ajak ICMI Optimalkan Lahan Tidur

Swasembada beras dapat dicapai secara cepat jika lahan rawa mendapat perhatian.

Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengajak para kader Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia (ICMI) mendukung upaya pemerintah dalam mewujudkan swasembada pangan.
Foto: Dok Kementan
Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengajak para kader Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia (ICMI) mendukung upaya pemerintah dalam mewujudkan swasembada pangan.

REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR -- Guna mendukung upaya pemerintah mewujudkan swasembada pangan, Kementerian Pertanian (Kementan) mengajak para kader Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia (ICMI) melalui optimalisasi lahan pertanian yang belum tergarap atau lahan tidur, demikian dikatakan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman di hadapan ratusan peserta National Leadership Camp (NLP) ICMI pada Jumat (3/11/2023) di Auditorium Prof Dr Amiruddin, Universitas Hasanuddin, Makssar.

"Optimalisasi lahan tidur itu salah satu potensi yang bisa dioptimalkan, contohnya rawa siap digarap yang saat ini mencapai 10 juta hektare dan tersebar di seluruh Indonesia serta tentu saja banyak lagi yang bisa dilakukan di antaranya dengan implementasi teknologi dan modernisasi pertanian," ujar Amran.

Baca Juga

Menurut Amran, dirinya merasa yakin swasembada beras dapat dicapai secara cepat jika lahan rawa mendapat perhatian dari semua pihak. Sebab, menurutnya, 10 juta lahan rawa tanah mineral tersebut apabila digarap secara optimal mampu memberikan dampak besar terhadap produksi nasional.

"Ingat kita ini harus menjadi lumbung pangan bagi negara lain dan lahan 10 juta ha ini bisa kita siapkan untuk generasi kita di masa mendatang, dan saya mengajak ICMI karena sektor pertanian ini dapat membuat Indonesia menguasai dunia," ujar Mentan.

Menurut Amran, sudah saatnya mengembalikan keadaan Indonesia dari importir beras dan beberapa komoditas menjadi negara ekspor pangan dunia. Ia mengatakan, inilah saatnya produksi nasional ditingkatkan melalui penyediaan benih, pupuk, alsintan, hingga memperkuat kerja sama dan kolaborasi dengan semua pihak.

"Kita sekarang ini impor 3.5 juta ton beras dan ini angka yang sangat besar sekali. Karena itu kita harus bekerja keras untuk meningkatkan produksi beras dalam negeri. Bagaimanapun juga kita harus bisa mengekspor pangan terutama untuk kemanusiaan," katanya.

Menurut Mentan, krisis pangan yang saat ini ada di depan mata hanya bisa diantisipasi dengan peningkatan produksi pertanian. Bagi Amran, ketahanan pangan sama pentingnya dengan ketahanan nasional. Karena itu dia berharap krisis yang terjadi saat ini jangan sampai berlanjut karena dapat berakibat buruk pada krisis politik yang mengarah pada kekacauan.

"Saya selalu katakan kalau krisis pangan ini terjadi maka akan menjadi krisis politik pemerintahan dan akan menjadi kesulitan bagi kita semua. Sekali lagi, mari kita tingkatkan produksi pertanian," katanya.

Diketahui, dunia saat ini sedang dihadapkan pada krisis pangan akibat kondisi geopolitik dunia dan dampak perubahan iklim sehingga setiap negara fokus untuk menyediakan kebutuhannya masing-masing.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement