Jumat 03 Nov 2023 15:25 WIB

KSSK: Sistem Keuangan RI Kuartal III 2023 Tetap Terjaga

Perkembangan ekonomi didukung oleh Sistem Keuangan domestik yang resilien.

Rep: Novita Intan/ Red: Friska Yolandha
Ketua Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) yang juga Menteri Keuangan Sri Mulyani memberikan keterangan pers di Istana Kepresidenan Jakarta, Senin (23/10/2023).
Foto: ANTARA/Mentari Dwi Gayati
Ketua Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) yang juga Menteri Keuangan Sri Mulyani memberikan keterangan pers di Istana Kepresidenan Jakarta, Senin (23/10/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) tahun 2023 menyatakan sistem keuangan Indonesia pada kuartal III 2023 masih tetap terjaga di tengah ketidakstabilan perekonomian global. Kesimpulan tersebut merupakan hasil dari rapat koordinasi KSSK ke-4 tahun 2023.

"Stabilitas sistem keuangan atau disebut SSK untuk kuartal III 2023 tetap terjaga di tengah meningkatnya ketidakpastian perekonomian dan pasar keuangan global," kata Ketua KSSK yang juga Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Indrawati, di Jakarta, Jumat (31/11/2023).

Baca Juga

Sri Mulyani mengatakan, perkembangan ekonomi Indonesia didukung oleh sistem keuangan domestik yang resilien serta merupakan hasil sinergi dari KSSK.

Ekonomi Indonesia ke depan diprakirakan masih akan tumbuh dan tetap terjaga. Sektor konsumsi dan wisata diperkirakan akan tumbuh kuat sejalan dengan meningkatnya indeks keyakinan konsumen (IKK) dan penyelenggaraan pemilihan umum (pemilu). Dengan itu pertumbuhan ekonomi nasional pada 2023 diproyeksikan mencapai 5,1 persen.

"Percepatan belanja APBN diharapkan dapat mendorong konsumsi pemerintahan dan menjaga daya beli masyarakat. Investasi bangunan dan nonbangunan memasuki tren peningkatan seiring dengan kemajuan penyelesaian proyek strategis nasional," katanya menjelaskan.

Kendati demikian, Menkeu menyampaikan kondisi ketidakpastian ekonomi global masih perlu diwaspadai. Hal itu tecermin dari proyeksi Dana Moneter Internasional (IMF) yang memperkirakan pertumbuhan global pada 2023 mencapai 3 persen serta melambat pada 2024 menjadi 2,9 persen.

"Pertumbuhan ekonomi global melambat dengan adanya ketidakpastian yang meningkat tinggi, di sertai divergensi pertumbuhan antarnegara yang makin melebar," kata Sri Mulyani.

Bendahara negara itu menjelaskan bahwa ekonomi Amerika Serikat (AS) sebagai salah satu yang terbesar hingga saat ini mulai menunjukkan pertumbuhan yang kuat. Pertumbuhan itu ditopang oleh konsumsi rumah tangga dan sektor jasa AS.

Perekonomian China saat ini justru....

 

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement