REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengungkapkan sejumlah strategi setelah dilantik kembali menjadi pemimpin Kementerian Pertanian. Salah satu tantangan berat yang sebelumnya dihadapi industri pertanian adalah El Nino. Kendati demikian, dia mengatakan, kembalinya ke Kementan disambut hujan. Artinya, El Nino sudah berakhir.
"Ini yang menarik, pelantikan hari ini El Nino berubah jadi hujan," kata Amran di Kementerian Pertanian, Rabu (25/10/2023).
Amran mengaku tak risau terhadap tantangan El Nino yang memengaruhi produksi beras nasional. Menurut dia, dirinya sudah cukup berpengalaman menangani El Nino pada 2015 silam.
"Kita kan sudah berpengalaman, di 2015 tekanan El Ninonya lebih tinggi, tapi kita bisa lolos, bahkan tidak ada impor beras di 2016 dan 2017," kata Amran.
Bahkan, kata Amran, pada masa sisa akhir pemerintahan Jokowi saat ini dirinya menargetkan akan menekan impor. Ia menargetkan akan sampai ke titik nol untuk impor dan mengembalikan swasembada pangan.
"Ini kita fokus ke pangan padi dan jagung. Ini penting banget. Impor kita sudah 3,5 juta (ton). Kita tekan dulu ke titik nol. Kita insya Allah masuk swasembada kembali," kata Amran.
Namun, ketika ditanya perihal strategi agar bisa tekan impor. Amran justru bilang yang penting optimistis. "Bambu runcing melawan senjata canggih saja bisa merdeka," kata Amran.