Senin 16 Oct 2023 08:57 WIB

Gerak IHSG Diproyeksi Sideways, Analis Rekomendasikan Saham Energi

Di Asia Pasifik hampir seluruh bursa di kawasan regional mencatat penurunan.

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Lida Puspaningtyas
Pengunjung beraktivitas di dekat layar yang menampilkan indeks harga saham gabungan (IHSG) di kantor PT Bursa Efek Indonesia (BEI) di Jakarta, Kamis (24/8/2023). IHSG ditutup melemah 0,32% ke 6899,39 pada akhir perdagangan. IHSG sempat mencapai posisi tertinggi di 6.937,64 dan terendah di 6.898,38 sepanjang sesi. Sebanyak 219 saham ditutup di zona hijau, 308 saham melemah, dan 215 saham lainnya ditutup di posisi yang sama.
Foto: Republika/Thoudy Badai
Pengunjung beraktivitas di dekat layar yang menampilkan indeks harga saham gabungan (IHSG) di kantor PT Bursa Efek Indonesia (BEI) di Jakarta, Kamis (24/8/2023). IHSG ditutup melemah 0,32% ke 6899,39 pada akhir perdagangan. IHSG sempat mencapai posisi tertinggi di 6.937,64 dan terendah di 6.898,38 sepanjang sesi. Sebanyak 219 saham ditutup di zona hijau, 308 saham melemah, dan 215 saham lainnya ditutup di posisi yang sama.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diproyeksi akan cenderung bergerak mendatar (sideways)pada hari ini, Senin (16/10/2023). Akhir pekan lalu, IHSG ditutup turun 0,12 persen namun masih disertai dengan net buy asing Rp 125 miliar. 

“Hari ini IHSG berpotensi bergerak sideways di area 6.890-6.970. Level support IHSG berada di 6.890-6.900 dan level resist IHSG berada di 6.960-7.000,” kata Head of Retail Research Analyst BNI Sekuritas Fanny Suherman. 
 
Dari AS, bursa utama Wall Street ditutup variatif pada Jumat lalu dengan indeks Dow Jones Industrial Average ditutup menguat sebesar 0,12 persen. Di sisi lain S&P 500 turun sebesar 0,50 persen, dan Nasdaq terkoreksi lebih dalam sebesar 1,23 persen. 
 
Secara mingguan, S&P 500 dan Dow Jones masing-masing mencatat kenaikan 0,45 persen dan 0,79 persen. Sedangkan Nasdaq turun sebesar 0,18 persen. Futures minyak mentah AS jenis WTI dan Brent masing-masing naik lebih dari lima persen. Imbal hasil obligasi AS bertenor 10 tahun turun menjadi 4,62 persen. 
 
Di Asia Pasifik hampir seluruh bursa di kawasan regional mencatat penurunan pada Jumat lalu. Koreksi terdalam dicatat oleh Hang Seng sebesar 2,33 persen setelah rilis data inflasi China untuk September 2023 sebesar nol persen, di bawah perkiraan. Selain itu China melaporkan surplus neraca perdagangan 77,71 miliar dolar AS pada September 2023, di atas ekspektasi. STI Index turun 1,02 persen. 
 
BNI Sekuritas merekomendasikan sejumlah saham yang berkaitan dengan energi untuk ditransaksikan hari ini, berikut rinciannya:
 
1. AKRA: Buy if Break 1.470
Target resistance di 1.500-1.520.
Support di 1.440, cutloss jika break di bawah 1.420.
 
2. ELSA: Spec Buy
Support di 410, cutloss jika break di bawah 406.
Jika tidak break di bawah 406, potensi naik ke 418-426 short term.
 
3. MEDC: Buy on Weakness
Support di 1.465, cutloss jika break di bawah 1430.
Jika tidak break di bawah 1.430, potensi naik ke 1.530-1.560 short term.
 
4. AMMN: Buy on Weakness
Support di 6.450, cutloss jika break di bawah 6.275.
Jika tidak break di bawah 6.450, potensi naik ke 6.675-6.900 short term.
 
5. ASII: Spec Buy
Support di 5.950, cutloss jika break di bawah 5.850.
Jika tidak break di bawah 5.950, potensi naik ke 6.050-6.150 short term.
 
6. ADRO: Spec Buy
Support di 2.680, cutloss jika break di bawah 2.640.
Jika tidak break di bawah 2.680, potensi naik ke 2.770-2.830 short term.
*Pemberitaan ini tidak bertanggung jawab atas kerugian maupun keuntungan yang timbul karena perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia. Pembaca diimbau bertanggung jawab pada pengelolaan keuangannya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement