REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terus berupaya untuk meningkatkan literasi dan inklusi keuangan masyarakat khususnya perempuan. Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi dan Pelindungan Konsumen OJK Friderica Widyasari Dewi mengatakan perempuan merupakan salah satu sasaran strategis penerima program edukasi keuangan dalam Strategi Nasional Literasi Keuangan Indonesia (SNLKI) 2021-2025 dan Strategi Nasional Keuangan Inklusif Perempuan (SNKI Perempuan).
Friderica mengatakan, perempuan memiliki peran yang sangat strategis dalam keluarga sebagai ‘menteri keuangan’, sebagai guru pertama bagi anak dalam hal pengelolaan keuangan, dan tidak sedikit juga bekerja guna membantu perekonomian keluarga.
"Sehingga peningkatan pengetahuan pengelolaan keuangan menjadi keterampilan yang sangat penting untuk dikuasai oleh perempuan,” kata Friderica dalam pernyataan tertulisnya, akhir pekan kemarin.
Friderica mengharapkan perempuan yang terliterasi dengan baik akan mampu menggunakan produk dan layanan jasa keuangan secara bijak. Pada akhirnya, lanjut dia, keberhasilan peningkatan literasi dan inklusi keuangan akan mendorong pemberdayaan perekonomian melalui kesempatan berusaha bagi perempuan dalam rangka mewujudkan kesejahteraan finansial di tingkat keluarga bahkan di daerahnya.
"Literasi keuangan bagi perempuan juga dibutuhkan untuk membentengi diri dari tawaran penipuan berkedok investasi atau dikenal dengan investasi bodong dan pinjaman online ilegal yang banyak menyasar kelompok perempuan," ucap Friderica.
Sementara itu, Gubernur Kalimantan Selatan, Sahbirin Noor mengapresiasi OJK yang telah melaksanakan berbagai program kerja. Khususnya dalam rangka meningkatkan literasi dan inklusi keuangan masyarakat di wilayah Kalimantan Selatan.
Sahbirin menilai, kolaborasi dan sinergi yang baik dibutuhkan antarberbagai pemangku kepentingan. Hal itu terkecuali bersama pemerintah daerah untuk menyukseskan upaya peningkatan literasi dan inklusi keuangan masyarakat serta memerangi kejahatan digital di bidang keuangan.
“Masyarakat, dalam hal ini kaum perempuan dengan tingkat literasi keuangan yang baik akan mampu membuat keputusan finansial secarabertanggung jawab serta terhindar dari penipuan berkedok investasi dan pinjaman online ilegal yang menyengsarakan masyarakat,” ujar Sahbirin.
Ketua Tim Penggerak PKK Kalimantan Selatan sekaligus Kepala Biro Perekonomian Provinsi Kalimantan Selatan, Raudatul Jannah menyampaikan pentingnya peran perempuan dalam pengembangan ekonomi daerah. Raudatul mengatakan dengan meningkatkan literasi keuangan maka akan membantu pertumbuhan ekonomi daerah.
“Perempuan memegang peran penting dalam memberdayakan perekonomian di daerah. Pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) umumnya didominasi oleh kelompok perempuan sehingga pengetahuan dan kemampuan dalam mengelola keuangan serta peningkatan akses keuangan sangat diperlukan oleh perempuan untuk dapat membantu mengembangkan usaha yang dimiliki,” jelas Raudatul.