Rabu 11 Oct 2023 17:09 WIB

The Fed Jeda Kenaikan Suku Bunga, IHSG Ditutup Menguat Tipis

IHSG menguat tipis 0,14 persen ke level 6.931,75.

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Friska Yolandha
Karyawan melihat pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (10/8/2022). IHSG menguat tipis 0,14 persen ke level 6.931,75.
Foto: ANTARA/Muhammad Adimaja
Karyawan melihat pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (10/8/2022). IHSG menguat tipis 0,14 persen ke level 6.931,75.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup di zona hijau pada perdagangan Rabu (11/10/2023). IHSG menguat tipis 0,14 persen ke level 6.931,75 meski sempat dibuka melemah pagi ini. 

Sejalan dengan IHSG, mayoritas bursa Asia bergerak positif. Indeks Hang Seng menguat tajam 1,29 persen, disusul Nikkei yang naik 0,60 persen serta Shanghai Composite menguat tipis 0,12 persen. 

Baca Juga

"IHSG dan bursa regional Asia lanjutkan tren menguat dampak dari komentar dovish dari pejabat bank sentral AS yang memberikan sinyal bank sentral sedang menuju jeda kenaikan suku bunga lagi," kata Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas, Maximilianus Nico Demus. 

Presiden The Fed Atlanta, Raphael Bostic, mengatakan bank sentral tidak perlu menaikkan suku bunga lebih lanjut, dan tidak terlihat ada resesi di masa depan. Sementara pasar juga merespons rencana stimulus pemerintah Cina. 

Cina sedang mempertimbangkan stimulus ekonomi baru untuk mendukung perekonomian memenuhi target pertumbuhan tahunan Beijing sekitar lima persen. Cina dikabarkan akan menerbitkan surat utang negara, setidaknya satu triliun yuan atau 137,1 miliar dolar AS guna mendorong perekonomiannya. 

Dari dalam negeri, International Monetary Fund (IMF) merilis laporan World Economic Outlook edisi Oktober 2023. IMF meyakini pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini sebesar lima persen di 2023. Ini menunjukan ekonomi Indonesia masih solid sehingga resiliensi terjaga di tengah ketidakpastian dan peningkatan risiko global.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement