REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terus berupaya memperluas akses keuangan masyarakat khususnya pelaku UMKM dan ibu rumah tangga (IRT) yang bermanfaat untuk meningkatkan kesejahteraan melalui kemudahan akses permodalan. Begitu juga pendampingan dan program peningkatan kapasitas bagi para pelaku usaha perempuan khususnya IRT.
OJK Kantor Regional 8 Bali dan Nusa Tenggara melalui Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD) Provinsi Bali bersama PT Permodalan Nasional Madani (PNM) menggelar kegiatan Literasi dan Inklusi Keuangan kepada Pelaku UMKM dan Ibu Rumah Tangga dengan tema Ibu Berdaya, Keuangan Terjaga, Keluarga Sejahtera. Kegiatan tersebut dilakukan dalam rangka Bulan Inklusi Keuangan di Gedung Ksirarnawa Art Center Denpasar Bali.
“Mempertimbangkan perannya yang begitu penting, segmen UMKM dan perempuan perlu dibekali keterampilan literasi keuangan dalam menghadapi tantangan keuangan yang semakin kompleks. Keterampilan literasi keuangan yang baik diperlukan untuk membuat keputusan pengelolaan keuangan keluarga dan bisnis secara lebih bijak dan cermat,” kata Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Pelindungan Konsumen OJK Friderica Widyasari Dewi dalam pernyataan tertulisnya, Ahad (8/10/2023).
Friderica menyampaikan, berdasarkan survei oleh Programme for International Student Assessment (PISA), sebanyak 95 persen pelajar peserta survei PISA memperoleh informasi literasi keuangan dari orang tua, khususnya dari ibu. Sehingga, pemberdayaan literasi keuangan terhadap perempuan juga dapat mewujudkan generasi muda yang cakap keuangan.
“Sebagai upaya dalam meningkatkan literasi dan inklusi keuangan, OJK menargetkan segmen pelaku UMKM dan perempuan menjadi sasaran prioritas dalam Strategi Nasional Literasi Keuangan Indonesia dan Sasaran Prioritas Literasi dan Inklusi Keuangan 2023,” ungkap Friderica.
Dia memastikan OJK berkomitmen untuk terus mendorong peningkatan literasi keuangan masyarakat sedini mungkin. “Dengan memiliki literasi keuangan yang baik, maka generasi muda dapat merencanakan keuangan dengan bijak dalam mewujudkan masa depan yang sejahtera,” tutur Friderica.
Lebih lanjut, Friderica meyampaikan, literasi keuangan juga akan meminimalisir generasi muda menjadi korban dari fenomena Fear of Missing Out (FOMO) dan You Only Live Once (YOLO) yang identik dengan gaya hidup yang konsumtif. Kegiatan yang digelar OJK akan membantu untuk mewujudkan generasi tangguh dan generasi yang bijak dalam pengelolaan keuangan.
Kepala OJK Regional 8 Bali dan Nusa Tenggara Kristrianti Puji Rahayu memastikan OJK melalui Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD) juga memiliki program pemberdayaan UMKM Bali Nadi Jayanti yang ditujukan kepada Pelaku UMKM di Provinsi Bali. Kegiatan pendampingan dan pelatihan juga dilakukan kepada Kelompok Ekonomi Masyarakat (KEM) atau Kolok Desa Bengkala sebagai pilot project Generic Model Ekosistem Keuangan Inklusif. Kolok merupakan sebutan bagi masyarakat difabel penyandang tuna rungu dan tuna wicara. Hal ini berarti OJK memberikan akses literasi dan inklusi keuangan yang setara bagi seluruh lapisan masyarakat.
OJK KR 8 sebelumnya juga menggelar Learning Management System Edukasi Keuangan (LMSKU) OJK Championship Tahun 2023 (LOC 2023) yang dimulai di Denpasar, Bali. Kegiatan tersebut digelar untuk meningkatkan literasi keuangan pelajar SMA yang ada di Provinsi Bali sebagai bagian dari komitmen OJK dalam meningkatkan literasi keuangan masyarakat sejak usia muda.