Rabu 27 Sep 2023 12:06 WIB

LPS Dorong Perbankan Nasional Perbesar Fasilitas Kredit Hijau

Bank perlu memperbesar alokasi kredit untuk proyek dekarbonisasi.

Rep: Intan Pratiwi/Dedy Darmawan/ Red: Friska Yolandha
embaga Penjamin Simpanan (LPS) mendorong seluruh instrumen keuangan di Indonesia agresif melakukan pembiayaan ke proyek hijau.
Foto: ANTARA / Fakhri Hermansyah
embaga Penjamin Simpanan (LPS) mendorong seluruh instrumen keuangan di Indonesia agresif melakukan pembiayaan ke proyek hijau.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) mendorong seluruh instrumen keuangan di Indonesia agresif melakukan pembiayaan ke proyek hijau. Khususnya perbankan nasional, menurut Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Purbaya Yudhi Sadewa, bank harus memperbesar alokasi kredit untuk proyek dekarbonisasi.

"Perbankan nasional kita memang sudah mulai, tapi memang belum signifikan. Dari ribuan triliun dana yang ada, alokasi ke pendanaan hijau mungkin baru berapa ratus triliun saja. Jadi, ini masih kecil sekali," kata Purbaya saat ditemui di Hotel Westin, Rabu (27/9/2023).

Baca Juga

Purbaya juga menilai ada banyak upaya dekarbonisasi yang gencar dilakukan pihak swasta maupun pemerintah. Perbankan kemudian memiliki peran ini untuk bisa mengakselerasi proyek transisi energi di Indonesia.

"Mudah saja memang sebenernya proyek bisa disyaratkan ada unsur dekarbonisasinya. Misalnya, jalan tol yang hijau, kanan kiri ditanam pohon apa, dan upaya pemulihan lahannya seperti apa. Itu bisa dimulai dari hal kecil seperti itu," kata Purbaya.

Selain bisa mendorong minat swasta dan korporasi untuk melakukan proyek hijau, dengan peran perbankan nasional yang memberikan kemudahan pembiayaan hijau mampu menjadi katalisator pertumbuhan ekonomi Indonesia yang lebih sehat.

Kolaborasi antarsektor termasuk perbankan untuk mendukung pengembangan ekonomi hijau, diharapkan makin gencar. Apalagi momentum tersebut sejalan dengan langkah pemerintah yang menargetkan Indonesia bisa bebas emisi karbon pada 2060.  

SVP Environmental, Social and Governance (ESG) Group PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) Citra Amelya mengatakan, semua sektor harus memiliki pemahaman yang sama mengenai arti penting ekonomi hijau termasuk soal pembiayaan. Sebab level pemahaman semua pihak berbeda-beda atas terobosan ini.

“Kita harus dukung secara penuh dan pertumbuhannya butuh regulasi yang jelas. Semua investor bertanya ke kami, regulasinya mana, reward punishment-nya di mana. Ketika bicara soal environment, social and governance (ESG) dan sustainable, insentifnya apa. Padahal kita harus mengerti utamanya buat apa,” kata Citra dalam Katadata Sustainability Action for The Future Economy (SAFE) Forum 2023, Selasa (26/9/2023).

Citra menyatakan, Bank Mandiri terus berupaya mengembangkan sustainable banking lewat pengembangan produk-produk keuangan berkelanjutan, seperti pembiayaan hijau hingga pendanaan berkelanjutan. Sebagai bank pelat merah, Bank Mandiri konsisten untuk ikut menggapai potensi ini termasuk dalam pengembangan ibu kota negara (IKN) Nusantara.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement