Jumat 17 Oct 2025 15:31 WIB

Reaktivasi Train F, Asa Baru Badak LNG Dongkrak Sumbangsih Ekonomi

Reaktivasi Train F ditargetkan selesai dalam tiga tahun hingga 2028 mendatang.

Rep: Teguh firmansyah/ Red: Gita Amanda
Kawasan Kilang Badak LNG, Bontang, Kalimantan Timur. Perusahaan akan melakukan reaktivasi train F yang ditargetkan selesai pada 2028.
Foto: Dok Badak LNG
Kawasan Kilang Badak LNG, Bontang, Kalimantan Timur. Perusahaan akan melakukan reaktivasi train F yang ditargetkan selesai pada 2028.

REPUBLIKA.CO.ID, BONTANG -- Kapal tanker biru pengangkut gas cair bersandar di Pelabuhan Badak LNG di Bontang, Kalimantan Timur, Rabu (15/10/2025). Di tengah terik matahari, sejumlah awak kapal, di antaranya warga negara asing, tampak memasuki kapal dengan mengenakan pakaian khusus dan helm keselamatan. Kapal itu bersiap berangkat setelah proses loading selesai.

Masih di kawasan yang sama, terlihat api pembuangan menyembur dari salah satu cerobong kilang Badak LNG. Semburan api tanpa karbon itu menggambarkan geliat aktivitas kilang yang terus beroperasi sejak pertama kali berdiri pada 1974.

Baca Juga

Berbeda dengan kawasan pabrik, staf atau pegawai kilang tidak terlihat hilir mudik. Semua aktivitas terpusat di control room yang berada di tengah kawasan kilang. “Semua memantau dan mengoperasikan dari ruang kontrol,” ujar Ovan Hidayat, operator storage & loading di Departemen Operasi PT Badak LNG, di sela kunjungan ke Zona 1 kilang, Rabu.

Salah satu bagian penting dari kilang gas adalah train yang digunakan untuk pemurnian gas menjadi LNG. Menurut Ovan, gas alam yang masih “kotor” dari lapangan akan dibersihkan terlebih dahulu lewat train sebelum menjadi gas cair.

Di kilang Badak terdapat delapan train untuk proses pemurnian gas. Namun, dari delapan itu hanya dua yang aktif beroperasi, yakni train G dan H. Sementara train E bersifat idle atau didiamkan sebagai cadangan. Adapun A, B, dan C sudah tidak aktif karena masa pakai telah habis.

PT Badak LNG berencana mengaktifkan kembali train F yang kini dalam proses pengecekan sistem dan peralatan. Reaktivasi train F dilakukan menyusul penemuan sumber gas baru dari sumur eksplorasi Geng North-1 di PSC Ganal Utara pada 2023. Perkiraan awal potensi gas mencapai 5 triliun cubic feet (Tcf). “Sekarang kami sedang melakukan pengecekan train F terlebih dahulu,” ujar Ovan.

Reaktivasi train F diyakini akan mendongkrak aktivitas kilang yang sempat menurun karena berkurangnya pasokan gas. Tak hanya bagi kilang, ekonomi masyarakat lokal juga diproyeksikan meningkat seiring pengaktifan train tersebut.

Manajer CSR & Relations PT Badak LNG, Putra Peni Luhur Wibowo, mengatakan proses pemeriksaan seluruh komponen train F ditargetkan rampung tahun ini. Train F ditargetkan beroperasi pada 2028. “Kami harapkan proses assessment dapat selesai pada 2025,” ujarnya, Rabu (15/10/2025).

Menurut Luhur, proses reaktivasi tidak semudah membalikkan telapak tangan. Diperlukan waktu tiga tahun untuk mempersiapkan kembali train yang sudah tidak aktif, dengan anggaran yang tidak sedikit.

Setiap satu train diperkirakan dapat menelan biaya lebih dari 100 juta dolar AS. Untuk sementara, rincian kebutuhan biaya reaktivasi akan dihitung setelah proses assessment selesai dilakukan. “Mudah-mudahan tahun depan sudah mulai procurement alat-alat yang rusak. Ditargetkan F sudah aktif pada Oktober 2028,” ujarnya.

Luhur tak menampik penemuan sumber gas baru oleh perusahaan migas ENI SpA memperpanjang umur produksi di Badak LNG. Sebab, masa keemasan Badak perlahan surut akibat menipisnya pasokan gas.

Jika pasokan baru masuk dan empat train kembali aktif, pengolahan gas diperkirakan bisa berlangsung hingga 2034. “Jadi, nyawanya nyambung lagi. Positif buat devisa negara dan tentu untuk dana bagi hasil Kota Bontang,” ujarnya.

Kilang Badak mulai dibangun pada Desember 1973 oleh perusahaan patungan antara Pertamina, Mobil Oil, dan Huffco Inc. Kilang itu tidak hanya menghasilkan LNG, tetapi juga LPG. Badak memiliki lima tangki LPG dan enam tangki LNG.

Puncak aktivitas kilang Badak LNG berlangsung pada periode 1999–2006, dengan produksi tertinggi pada 2001 mencapai 21,3 juta ton. Saat itu, delapan train masih beroperasi. Namun, seiring berkurangnya pasokan, penggunaan train juga dikurangi. “Kami mendapat angin segar pada 2023 dengan ditemukannya kembali area eksplorasi baru oleh ENI,” ujar Ian Galang, Special Assignment II PT Badak LNG, menambahkan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement