Senin 18 Sep 2023 09:35 WIB

IHSG Berpotensi Terus Melemah Seiring Sentimen Domestik dan Global

Bursa regional Asia juga dibuka melemah pagi ini.

Pengunjung mengamati data saham melalui aplikasi IDX Mobile di dekat layar yang menampilkan indeks harga saham gabungan (IHSG) di kantor PT Bursa Efek Indonesia (BEI) di Jakarta, Kamis (24/8/2023). IHSG ditutup melemah 0,32% ke 6899,39 pada akhir perdagangan. IHSG sempat mencapai posisi tertinggi di 6.937,64 dan terendah di 6.898,38 sepanjang sesi. Sebanyak 219 saham ditutup di zona hijau, 308 saham melemah, dan 215 saham lainnya ditutup di posisi yang sama.
Foto: Republika/Thoudy Badai
Pengunjung mengamati data saham melalui aplikasi IDX Mobile di dekat layar yang menampilkan indeks harga saham gabungan (IHSG) di kantor PT Bursa Efek Indonesia (BEI) di Jakarta, Kamis (24/8/2023). IHSG ditutup melemah 0,32% ke 6899,39 pada akhir perdagangan. IHSG sempat mencapai posisi tertinggi di 6.937,64 dan terendah di 6.898,38 sepanjang sesi. Sebanyak 219 saham ditutup di zona hijau, 308 saham melemah, dan 215 saham lainnya ditutup di posisi yang sama.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Senin (18/9/2023), berpotensi bergerak melemah seiring adanya sentimen dari domestik maupun global.

IHSG dibuka melemah 8,32 poin atau 0,12 persen ke posisi 6.974,47. Sementara itu kelompok 45 saham unggulan atau Indeks LQ45 turun 1,62 poin atau 0,17 persen ke posisi 959,57.

Baca Juga

“IHSG berpeluang mengalami volatilitas cukup tinggi, dan ada potensi untuk melemah,” sebut Tim RIset Lotus Andalan Sekuritas dalam kajiannya di Jakarta, Senin (18/9/2023).

Dari dalam negeri, pekan ini Bank Indonesia (BI) akan menggelar Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada 20- 21 September untuk menetapkan kebijakan terkait suku bunga acuannya.

Konsensus memperkirakan BI akan kembali mempertahankan suku bunga acuannya di level 5,75 persen, yang mana para pelaku pasar bisa mencermati saham-saham emiten yang bergerak di sektor perbankan.

Dari mancanegara, fokus pasar tertuju pada keputusan kebijakan bank sentral Amerika Serikat (AS) The Fed yang akan diumumkan pada 20 September 2023, dengan resesi ringan ditambah inflasi inti yang semakin melandai, suku bunga The Fed potensi semakin optimis ditahan.

Dari data, tingkat inflasi tahunan AS meningkat selama dua bulan berturut-turut menjadi 3,7 persen pada Agustus 2023, dari sebelumnya 3,2 persen pada Juli 2023, atau di atas perkiraan pasar sebesar 3,6 persen.

Sementara itu, mayoritas bursa saham AS pada perdagangan pekan lalu terpantau melemah, seiring saham produsen chip menurun di tengah kekhawatiran melemahnya permintaan konsumen.

Dari China pelaku pasar perlu memantau rilis beberapa data ekonomi dan agenda penting di China, yang mana pada Rabu pekan depan (27/09), People's Bank of China (PBoC) juga akan mengumumkan kebijakan suku bunga terbarunya. Konsensus memperkirakan PBoC akan menahan suku bunga acuannya.

Bursa saham regional Asia pagi ini antara lain, indeks Hang Seng melemah 166,92 poin atau 0,92 persen ke 18.015,97, indeks Shanghai melemah 3,93 poin atau 0,13 persen ke 3.113,81, dan indeks Straits Times melemah 16,98 poin atau 0,52 persen ke 3.263,71. Sementara itu, indeks Nikkei (Jepang) libur memperingati hari libur nasional negara tersebut.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement