Rabu 13 Sep 2023 14:23 WIB

Mentan Sebut Tidak Ada Gagal Panen Berlebihan di Indonesia

Syahrul menilai, kemarau panjang tak lantas membuat Indonesia kekurangan beras.

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Ahmad Fikri Noor
Buruh tani mengumpulkan padi yang baru dipanen di Rancanumpang, Gedebage, Kota Bandung, Selasa (12/9/2023).
Foto: Edi Yusuf/Republika
Buruh tani mengumpulkan padi yang baru dipanen di Rancanumpang, Gedebage, Kota Bandung, Selasa (12/9/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Meski saat ini El Nino menjadi tantangan di sektor pertanian, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan, tidak ada puso atau gagal panen berlebihan di Indonesia. Kemarau panjang yang ada tak lantas membuat Indonesia kekurangan beras.

"Secara nasional kami belum melihat ada puso yang berlebihan. Kalau di satu daerah yang puso hanya 8 hingga 20 hektare dari ribuan hektare yang ada, kami rasa itu normal karena memang masa kemarau," kata Syahrul di Komisi IV DPR, Jakarta, Rabu (13/9/2023).

Baca Juga

Hingga saat ini, kata Syahrul, stok beras dan rencana panen masih terjaga dengan baik hingga akhir tahun. Pada September ini, masih ada 832 ribu ton panen. Sedangkan Oktober bisa mencapai 753 ribu ton.

"Total produksi Januari-Oktober diperkirakan mencapai 27,88 juta ton. Sedangkan konsumsi nasional sebesar 25,43 juta ton. Jadi sebenarnya masih surplus 2,43 juta ton," kata Syahrul.

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan mengimbau masyarakat tak perlu khawatir terkait stok beras. Saat ini pemerintah mempunyai cadangan beras pemerintah sebesar 1,6 juta ton di Bulog. Selain itu, beras impor tambahan 400 ribu ton juga sedang dalam perjalanan.

"Tidak usah khawatir, stok beras cukup. 1,6 juta. Ini dari kontrak lama akan datang lagi 400 ribu. Ini ada 2 juta. Jadi kami confident, pemerintah percaya diri. Stok kita aman," kata Zulhas di Pasar Induk Beras Cipinang, Rabu (13/9/2023).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement