Rabu 13 Sep 2023 14:18 WIB

Mentan: Harga Beras di Singapura Lebih Mahal  

Tahun depan, produksi beras diprediksi bisa mencapai 55,42 juta ton.

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Friska Yolandha
Buruh tani mengumpulkan padi yang baru dipanen di Rancanumpang, Gedebage, Kota Bandung, Selasa (12/9/2023). Tahun depan, produksi beras diprediksi bisa mencapai 55,42 juta ton.
Foto: Edi Yusuf/Republika
Buruh tani mengumpulkan padi yang baru dipanen di Rancanumpang, Gedebage, Kota Bandung, Selasa (12/9/2023). Tahun depan, produksi beras diprediksi bisa mencapai 55,42 juta ton.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan harga beras di Indonesia masih lebih baik dibandingkan negara tetangga, Singapura. Kenaikan harga beras saat ini dinilai Syahrul bukan hanya dirasakan Indonesia, tetapi juga di seluruh dunia.

"Harga beras di Singapura hari ini Rp 37 ribu per kilogram," kata Syahrul di Komisi IV DPR RI, Rabu (13/9/2023).

Baca Juga

Saat ini, harga beras premium di Indonesia menyentuh angka Rp 13.000 - RP 15.00 per liter. Harga ini dinilainya bahkan masih lebih rendah dibandingkan negara Asia lainnya.

Selain Singapura, kata Syahrul, beras di Thailand yang digadang sebagai negara produsen beras mencapai Rp 18.000 per kilogram. Tak hanya itu, di Vietnam saat ini beras dibanderol Rp 14.000 per kilogram.

"Kenaikan terjadi di seluruh dunia. Pergerakan kenaikan harga di Indonesia masih lebih baik dibandingkan negara lain," tambah Syahrul.

Syahrul optimistis produksi beras tahun 2024 akan lebih baik. Hasil dari upaya pengembangan bibit unggul serta optimalisasi infrastruktur pertanian disinyalir bisa menjadi pendongkrak produksi beras tahun depan.

Syahrul mengatakan empat program prioritas Kementerian Pertanian seperti peningkatan kapasitas petani, pengembangan bibit unggul, penguatan infrastruktur pertanian menjadi pendorong produktivitas pertanian. "Tahun depan akan banyak menyasar langsung kepada petani, beberapa pengembangan pertanian khususnya di daerah perbatasan akan kami kebut sehingga menjadi penguatan produksi daerah," kata Syahrul. 

Tahun depan, produksi beras diprediksi bisa mencapai 55,42 juta ton. Angka ini naik dibandingkan target produksi beras tahun ini sebesar 54,5 juta ton. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement