Senin 04 Sep 2023 04:00 WIB

ABIS 2023 Ciptakan Warisan untuk Lanskap Ekonomi ASEAN

Memahami Sentralitas ASEAN bukan sekadar melihat posisi geografis yang strategis.

Ketua ASEAN Business Advisory Council (ASEAN-BAC), Arsjad Rasjid, dalam sambutan pembukaan KTT ABIS 2023 di Hotel Sultan, Jakarta, Ahad (3/9/2023).
Foto: Dok ASEAN BAC
Ketua ASEAN Business Advisory Council (ASEAN-BAC), Arsjad Rasjid, dalam sambutan pembukaan KTT ABIS 2023 di Hotel Sultan, Jakarta, Ahad (3/9/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- ASEAN Business & Investment Summit (ABIS) 2023 telah menciptakan warisan untuk lanskap ekonomi ASEAN ke depan. Ketua ASEAN Business Advisory Council (ASEAN-BAC), Arsjad Rasjid, menyatakan ASEAN kini menjadi sorotan dunia karena memiliki kekuatan tak terbantahkan. 

Kemampuan ASEAN untuk bertahan bahkan mengalami pertumbuhan ekonomi di tengah ancaman krisis global dan tantangan geopolitik menjadi perhatian tersendiri. Pernyataan itu disampaikan Arsjad Rasjid dalam sambutan pembukaan KTT ABIS 2023 di Hotel Sultan, Jakarta, Ahad (3/9/2023). 

Baca Juga

KTT ABIS 2023 mempertemukan lebih dari 2.000 pemimpin dunia, baik dari unsur pemerintah, CEO, maupun eksekutif senior dari 50 negara. Menurutnya pada masa lalu banyak orang mungkin pesimistis terhadap bagaimana ASEAN bergerak sebagai sebuah kelompok regional. 

Keraguan itu terbantahkan ketika ASEAN mampu bertumbuh di tengah ancaman krisis global yang telah melemahkan perekonomian negara-negara maju. "Ups, izinkan saya mengubah kata-kata saya, kami tidak hanya bertahan, kami juga mampu memanfaatkan potensi kami sebagai pusat pertumbuhan," kata Arsjad. 

Dia mengungkapkan pertumbuhan ASEAN tidak terlepas dari kerja sama yang terjalin dan terus terjaga di tengah-tengah banyak perbedaan antara setiap negara anggota. “Hal yang tidak terbantahkan dari ASEAN, keberagaman membuat kita kaya, solidaritas kita menciptakan komunitas yang lebih kuat, dan kepercayaan diri membawa kita pada pertumbuhan yang luar biasa,” ungkap Arsjad. 

Berangkat dari hal itu, Arsjad mengungkapkan, ASEAN-BAC di bawah kepemimpinan Indonesia mengusung Sentralitas ASEAN, melalui inovasi dan inklusivitas. Memahami Sentralitas ASEAN bukan sekadar melihat posisi geografis yang strategis, tetapi juga dengan merekonstruksi pola pikir terkotak-kotak yang membuat ASEAN sulit untuk tumbuh bersama. 

Lantas meninjau ketahanan ekonomi ASEAN di berbagai sektor, dan membentuk kembali konsolidasi keterlibatan ASEAN dengan mitra-mitra utama. "Pertanyaan pertama saya sejak menjabat sebagai Ketua ASEAN BAC pada Januari 2023, Apa yang kita inginkan? Sebagai perekonomian Asia Tenggara, sebagai ASEAN?" ujarnya.

"Apakah kita ingin mempertahankan pertumbuhan PDB yang stagnan dan tidak terlalu berdampak? Apakah kita ingin terus mengimpor komoditas yang lebih strategis? Apakah kita ingin berada di kubu Barat atau Timur?" tutur Arsjad menambahkan. 

Pertanyaan ini, lanjutnya, membuat ASEAN-BAC memulai tugas dengan mengunjungi negara-negara anggota dan mitra ekonomi strategis. Dari berbagai interaksi yang terjalin, ASEAN-BAC mengumpulkan seluruh aspirasi mengenai bagaimana ASEAN harus maju. 

Semua aspirasi itu, diterjemahkan ke dalam rekomendasi kebijakan. Masukan kebijakan tersebut telah disampaikan kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) selaku Ketua ASEAN 2023 pada 1 September di Istana Negara. "Presiden Jokowi mendukung misi ASEAN-BAC untuk mempromosikan ASEAN Incorporated, yang mendorong sektor publik dan swasta bekerja sama secara erat untuk membangun kawasan ASEAN," kata Arsjad.

Lebih lanjut Arsjad menjelaskan, ASEAN-BAC di bawah kepemimpinan Indonesia juga memperkenalkan pentingnya memasukkan nilai-nilai ke dalam pertumbuhan ekonomi. Nilai-nilai yang dirangkum dalam prinsip 5P, yaitu perdamaian, kemakmuran, manusia, planet dan kemitraan, sebagai kerangka pembangunan yang inklusif.

"Saat kita berada di ambang KTT Bisnis & Investasi ASEAN, saya dipenuhi dengan optimisme dan antusiasme terhadap diskusi yang dinamis, pertukaran wawasan, dan kolaborasi inovatif yang akan terjadi dalam dua hari ke depan," ujar Arsjad.

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement