REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Moda transportasi massal terbaru, LRT Jabodebek, mengalami gangguan mati listrik hingga berhenti secara tiba-tiba pada operasional di hari ketiga. Penumpang pun menyesalkan gangguan tersebut karena harus memakan waktu perjalanan lebih lama hingga terlambat ke tempat bekerja.
Hal tersebut diceritakan oleh salah satu warga Bekasi, Reza Hadyan (28 tahun) yang turut menjadi salah satu penumpang saat LRT Jabodebek mengalami gangguan. Kepada Republika.co.id, Reza bercerita, gangguan terjadi saat LRT Jabodebek tengah melintas di antara Stasiun Halim dan Jati Bening Baru.
Adapun ia berangkat kerja menggunakan LRT Jabodebek dari Stasiun Jatimulya, Bekasi. “Pertama dia berhenti tiba-tiba, sempat bunyi alarm gitu, saya dengar karena di depan (gerbong pertama) berdirinya. Berhenti sekitar 20 menit,” kata Reza kepada Republika.co.id, Rabu (30/8/2023).
Reza menceritakan, sesaat setelah alarm berbunyi dan kereta berhenti, petugas train attendant akhirnya maju ke ruang masinis otomatis untuk mengambil kendali secara manual. LRT Jabodebek alhasil dapat kembali berjalan.
“Lalu saat mau sampai Stasiun Halim, tidak jauh dari stasiun berhenti lagi. Jarak sama kereta depan rapet banget. Tahu-tahu ada pengumuman loss power sama sinyal ngetrip,” ujarnya.
Listrik mati dan sistem pendingin ruangan ikut mati. Sementara penumpang tak dapat keluar dari kereta. Ia menuturkan, gangguan yang kedua kalinya, kereta yang ia tumpangi berhenti sekitar 15 menit.
“AC mati, gerah. Lebih baik naik bus saja. Apalagi saya harus transit lagi menggunakan Bus Transjakarta,” katanya.
Ia mengaku kesal, lantaran waktu perjalanannya terbuang sia-sia dan terlambat tiba di kantor. Reza sedianya berencana untuk turun di Stasiun Dukuh Atas yang masih berjarak tujuh stasun dari Stasiun Halim.
Jadi solusi polusi udara Jakarta... (berikutnya)