REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Ratusan pelajar dan mahasiswa dari berbagai negara berkumpul di Bangkok, Thailand, untuk mengikuti Asia Youth International Model United Nations 19th (AYIMUN), konferensi simulasi diplomasi yang digelar pada 21–24 November 2025. Ajang ini diikuti sekitar 800 peserta dari 35 negara, menandai tumbuhnya minat generasi muda terhadap praktik perundingan internasional.
Melalui format sidang Perserikatan Bangsa-Bangsa, peserta dilatih merumuskan isu, melakukan negosiasi, dan menyusun resolusi. Seluruh proses diskusi dipandu oleh chair yang memastikan jalannya perdebatan mengikuti prosedur diplomatik. Bagi banyak peserta, AYIMUN menjadi ruang latihan untuk memahami dinamika politik global tanpa tekanan formalitas diplomasi negara.
AYIMUN 19th mengangkat tema “Youth for Resilience: Fostering Strength and Innovation in the Face of Global Adversity” dengan 11 chamber yang terbagi dalam lima council, yaitu United Nations Human Rights Council (UNHRC), World Health Organization (WHO), International Criminal Police Organization (INTERPOL), United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO), dan United Nations Children’s Fund (UNICEF). Pembagian ini memberi kesempatan bagi delegasi mendalami isu mulai dari kesehatan publik hingga kejahatan lintas negara.
Presiden International Global Network (IGN), Muhammad Fahrizal, menyatakan kegiatan ini menjadi ruang untuk mengasah keterampilan diplomasi generasi muda. “Di AYIMUN, peserta tidak hanya belajar diplomasi, tetapi juga membangun portofolio nyata, untuk masa depan yang akan membentuk dunia,” ujarnya dalam siaran pers, Kamis (27/11/2025).
Beberapa institusi pendidikan, termasuk Pusat Prestasi Nasional (Puspresnas) Kemendikbudristek, mencatatkan partisipasi peserta pada kegiatan ini. Setelah edisi di Bangkok, penyelenggara menyiapkan AYIMUN 20th yang akan berlangsung pada 16–19 Januari 2026 di Kuala Lumpur, Malaysia, serta Asia World Model United Nations XIII pada 16–20 April 2026 di Seoul, Korea Selatan.