Ahad 20 Aug 2023 15:45 WIB

Tekanan Suku Bunga dan Pelemahan Rupiah, IHSG Pekan Depan Rawan Koreksi

El Nino yang berkepanjangan menimbulkan kenaikan harga pangan.

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Ahmad Fikri Noor
Karyawan berada di dekat papan pergerakan saham di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Jumat (10/2/2023).
Foto: Republika/Prayogi.
Karyawan berada di dekat papan pergerakan saham di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Jumat (10/2/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Financial Expert Ajaib Sekuritas, Ratih Mustikoningsih mengatakan sejumlah katalis dapat mempengaruhi pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada pekan depan atau 21-25 Agustus 2023. Salah satunya katalis dari hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI). 

Meskipun inflasi tahunan nasional periode Juli 2023 berada dalam target BI di level 3,08 persen, namun diproyeksikan suku bunga BI 7-Day Reverse Repo Rate masih berada di level 5,75 persen pada pertemuan RDG Agustus mendatang. 

Baca Juga

"Suku bunga sebesar 5,75 persen telah berlangsung sejak Januari 2023. Pertimbangan suku bunga yang masih di level tersebut, yaitu untuk menjaga inflasi dalam target 2 persen-4 persen hingga akhir tahun dan meminimalisir depresiasi nilai tukar rupiah," kata Ratih, Ahad (20/8/2023). 

El Nino yang berkepanjangan menimbulkan kenaikan harga pangan, sehingga berpotensi mengerek angka inflasi kembali naik. Panel Harga Badan Pangan Indonesia menunjukan, harga beras medium dan beras premium meningkat. Potensi kenaikan harga beras juga seiring dengan larangan ekspor beras nonbasmati India pada 20 Juli 2023.  

Sementara itu, nilai tukar rupiah kembali melemah. Kurs Jisdor berada di level Rp 15.308 per dolar AS pada Jumat (18/8/23) atau terdepresiasi 1,26 persen sejak awal Agustus 2023. Hal ini sejalan dengan indeks dolar AS yang kembali naik menyusul sikap hawkish lanjutan dari The Fed minggu ini dan FOMC September mendatang.

Penurunan nilai tukar turut berdampak pada capital outflow di pasar ekuitas domestik. Secara Month to Date (MtD) (18/8/23) investor asing tercatat jual bersih di seluruh pasar sebesar Rp 16,8 triliun. 

"Suku bunga dan pelemahan nilai tukar rupiah berpotensi memperlambat kinerja sektor yang sensitif terhadap katalis tersebut," jelas Ratih. 

Sektor terdampak dari depresiasi nilai tukar rupiah, diantaranya sektor yang berbasis impor (komponen otomotif dan segmen ritel dengan produk impor), emiten dengan bahan baku impor dan memiliki global bond. 

Adapun sektor yang kurang diuntungkan dengan tren suku bunga tinggi, yaitu sektor properti dan konstruksi. Pekan depan (21-25 Agustus 2023) IHSG berpotensi bergerak sideways cenderung melemah dalam range 6.815-6.910. 

Ratih merekomendasikan saham yang perlu diperhatikan menggunakan analisis teknikal untuk pekan depan 21-25 Agustus 2023. 

1. (Buy) INDF di area Rp 7.050 dengan target harga pada resistance di level Rp 7.275 serta pertimbangkan cut loss apabila break support di level harga Rp 6.900. 

2. (Buy) MEDC di area Rp 1.070 dengan target harga pada resistance di level Rp 1.130 serta pertimbangkan cut loss apabila break support di level harga Rp 1.010.

3. (Buy) ITMG di area Rp 28.050 dengan target harga pada resistance di level Rp 29.250 serta pertimbangkan cut loss apabila break support di level harga Rp 27.500.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement