Kamis 17 Aug 2023 16:35 WIB

Atasi Kelebihan Suplai Semen, SIG Kejar Pasar Ekspor ke AS  

Pemilihan Negeri Paman Sam itu karena tingkat permintaan semen yang cukup besar.

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Ahmad Fikri Noor
Pekerja memindahkan karung semen ke atas kapal untuk diekspor (ilustrasi).
Foto: ANTARA/Iggoy el Fitra
Pekerja memindahkan karung semen ke atas kapal untuk diekspor (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR — PT Semen Indonesia, Tbk (SIG) tengah membidik Amerika Serikat sebagai pasar ekspor semen. Adapun langkah ekspor semen mau tak mau harus ditempuh lantaran masih terjadi over suplai semen di dalam negeri. 

Pemilihan Negeri Paman Sam itu karena tingkat permintaan semen yang cukup besar. 

Baca Juga

“Sebetulnya kita tidak ingin ekspor, tapi kita pada posisi harus melakukan ekspor karena kapasitas produksi seluruh Indonesia jauh lebih besar. Permintaan (domestik) hanya 50-60 persen dari kapasitas terpasang,” kata Direktur Operasi SIG, Reni Wulandari di Pabrik Semen Plant Narogong, Jawa Barat, Rabu (17/8/2023). 

Reni menjelaskan, SIG tengah berupaya agar Standar Nasional Indonesia (SNI) semen yang diproduksi juga mampu memenuhi standar yang ditetapkan di pasar AS. Sejauh ini perseroan mengandalkan Pabrik Tuban yang disiapkan untuk memproduksi semen bagi pasar AS. 

“Lagi dibangun fasilitas pabriknya di SIG Tuban, ini bisa memenuhi pasar di sana disertai penambahan panjang pelabuhan supaya kapal besar bisa masuk,” ujarnya. 

Perseroan mencatat, hingga Juli 2023 realisasi penjualan semen untuk pasar domestik mencapai 17 juta ton sedangkan penjualan ekspor sekitar 4 juta ton. Total penjualan ini, menurut catatan SIG, lebih tinggi dua juta ton dari tahun lalu. 

Reni mengatakan, upaya peningkatan ekspor menjadi pilihan lebih baik ketimbang fokus di pasar domestik dengan permintaan yang masih rendah. Pasalnya, tanpa adanya alternatif pasar luar negeri, utilisasi terpasang di unit-unit pabrik SIG terus menganggur. 

Tercatat saat ini SIG memiliki sembilan pabrik terintegrasi dengan total kapasitas produksi per tahun sebesar 56,5 juta ton. Dari kesembilan pabrik itu ada enam produk retail yang diproduksi yakni Semen Padang, Semen Andalas, Semen Baturaja, Dynamix, Semen Gresik, serta Semen Tonasa. 

SVP Sustainibility Office SIG, Johanna Daunan, menambahkan, sebanyak 75 persen penjualan semen dari SIG berupa bentuk kemasan sak yang dijual melalui retail. Sisanya 25 persen merupakan penjualan curah untuk proyek-proyek besar. 

Oleh karena itu, Johanna menjelaskan meskipun pemerintah memiliki sejumlah proyek infrastruktur besar seperti IKN Nusantara, porsinya tetap tidak lebih besar dari penjualan retail. 

Hingga akhir tahun ini, SIG tetap berharap penjualan semen dapat tumbuh setidaknya di atas satu hingga dua persen dari tahun lalu. Namun, capaian tersebut sejauh ini masih dapat dicapai bila permintaan retail domestik mengalami peningkatan signifikan. 

“Biasanya pada semester kedua permintaan naik. Dimulai bulan September, Oktober, November itu biasanya penjualan semen lebih bagus,” katanya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement