Jumat 04 Aug 2023 16:50 WIB

LPEM UI Prediksi Kredit Perbankan Tumbuh Positif pada Kuartal II 2023

Rasio kredit macet atau non performing loan (NPL) tetap stabil di level 2,53 persen.

Kredit perbankan (Ilustrasi).
Foto: Dok. BRI
Kredit perbankan (Ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lembaga Penyelidikan Ekonomi & Masyarakat (LPEM) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (FEB UI) memprediksi kredit perbankan akan tetap tumbuh positif pada kuartal II 2023.

“Kinerja kredit terus membaik pada kuartal II 2023 seiring dengan tingkat pertumbuhan normalnya,” kata ekonom LPEM FEB UI Teuku Riefky dalam laporan Indonesia Economic Outlook Q3-2023 yang diterima di Jakarta, Jumat (4/8/2023).

Baca Juga

Pada kuartal I 2023, total pertumbuhan kredit mencapai 10,36 persen year on year (yoy), lebih rendah bila dibandingkan capaian pada kuartal IV 2022 yang sebesar 11,52 persen (yoy).

Kendati demikian, kredit konsumsi terus meningkat, yakni menjadi 9,41 persen (yoy) pada kuartal I 2023 dari 9,12 persen pada kuartal sebelumnya. Capaian tersebut didukung oleh daya beli masyarakat yang membaik dan tingkat inflasi yang terkendali.

Sementara, kelompok kredit modal kerja dan kredit investasi turun masing-masing menjadi 9,79 persen yoy dan 12,33 persen yoy pada kuartal I, dari 11,82 persen (yoy) dan 13,56 persen (yoy) pada kuartal sebelumnya.

Menurut Riefky, perkembangan tersebut menunjukkan sejumlah kelompok kredit secara bertahap telah kembali ke lintasan pertumbuhan normalnya di sekitar delapan persen hingga 10 persen, karena tren pertumbuhan yang lebih tinggi pada tahun 2022 dapat disebabkan oleh kontraksi yang tajam di 2021.

Riekfy juga menyinggung data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang memperlihatkan bahwa industri perbankan Indonesia masih resilien di tengah perlambatan ekonomi global dan gejolak perbankan global, khususnya negara-negara maju. Perbankan domestik menunjukkan indikator yang relatif kuat ditopang oleh likuiditas yang cukup memadai dan kualitas aset yang baik.

Per April 2023, rasio kredit macet atau non performing loan (NPL) tetap stabil di level 2,53 persen. Sedangkan Dana Pihak Ketiga (DPK) turun menjadi 6,98 persen yoy, sehingga menghasilkan loan to deposit ratio (LDR) yang lebih tinggi ke angka 81,09 persen. Perkembangan tersebut, sambung Riefky, mengindikasikan likuiditas berada dalam kondisi yang relatif lebih ketat.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement