Selasa 01 Aug 2023 19:53 WIB

Ketidakpastian Global Tinggi, Menkeu: Investasi ke RI Semakin Selektif

Sri Mulyani menilai perlu kebijakan untuk antisipasi rambatan risiko global.

Rep: Novita Intan/ Red: Fuji Pratiwi
Menteri Keuangan Sri Mulyani dalam konferensi pers Devisa Hasil Ekspor (DHE) di Gedung Kemenko Ekonomi, Jumat (28/7/2023).
Foto: Republika/Rahayu Subekti
Menteri Keuangan Sri Mulyani dalam konferensi pers Devisa Hasil Ekspor (DHE) di Gedung Kemenko Ekonomi, Jumat (28/7/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Pemerintah menilai ketidakpastian ekonomi global semakin terlihat pada pertengahan tahun ini. Hal ini berimbas terhadap aliran modal asing ke Indonesia.

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan aliran modal ke negara berkembang akan lebih selektif dan berpotensi meningkatkan tekanan terhadap nilai tukar di negara berkembang, termasuk Indonesia. "Oleh karena itu, diperlukan penguatan respons kebijakan untuk memitigasi risiko rambatan global," ujar Sri Mulyani dalam konferensi pers Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK), di Jakarta, Selasa (1/8/2023). 

Baca Juga

Dana Moneter Internasional (IMF) menaikkan sedikit proyeksi pertumbuhan ekonomi global 2023. Mulanya, pada April 2023, IMF memproyeksi ekonomi global akan tumbuh 2,8 persen pada 2023. Namun pada Juli, IMF menaikkan proyeksi tersebut menjadi tiga persen.

"Agak sedikit menjadi lebih baik tiga persen year on year (yoy) pada 2023, dibandingkan prediksi 2,8 persen yang dikeluarkan pada April lalu," ucapnya.

Sementara itu, Sri Mulyani menyebut pertumbuhan ekonomi di negara maju seperti Amerika Serikat (AS) dan Eropa juga diperkirakan lebih baik dari sebelumnya. Di sisi lain, proyeksi pertumbuhan ekonomi China justru masih tetap stagnan dan terlihat adanya risiko tertahannya konsumsi dan investasi yang harus diwaspadai.

Selain itu, meskipun inflasi di negara-negara maju tersebut sudah relatif mengalami penurunan, tapi masih relatif tinggi. Bahkan, The Fed masih menaikkan Federal Funds Rate sebesar 0,25 basis poin pada akhir Juli lalu.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement