REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Ketua Umum Asosiasi Industri Permebelan dan Kerajinan Indonesia (Asmindo) Dedy Rochimat mengatakan Indonesia tidak akan kekurangan bahan baku untuk industri mebel. Sebab, sumber daya alam berupa hutan produktif ada sekitar 70 juta hektare.
"Selain bahan baku kayu yang melimpah, Indonesia juga mempunyai rotan nomor satu di dunia, kualitasnya mencapai sekitar 85 persen," kata Dedy usai acara pengukuhan Pengurus Asmindo Komisariat Daerah (Komda) Solo Raya, di Solo, Jawa Tengah, Selasa (25/7/2023).
Pada acara pengukuhan Pengurus Asmindo Komda Solo Raya dan sekaligus Talkshow dengan tema "Asmindo Bangkit Dukung Indonesia Kuat" itu, Dedy mengatakan, mungkin permasalahan ada di rantai pasokan, dari penebangan sampai pengambilan ke para perajin atau tukang mebel, yang sekarang kondisinya sudah lebih baik.
Dedy mengatakan, pihaknya juga menjalin kerja sama dengan Perhutani usaha kecil menengah (UKM) juga bisa mudah mendapatkan bahan baku kayu jati. "Soal bahan baku, kami dikasih jatah 7.000 kubik setiap tahun untuk UKM-UKM. Jadi kami berproses sesuai dengan peraturan Perhutani, tidak asal saja, bukan dikasih gratis. Kami beli, belinya ada aturan yang lebih meringankan dan salah satu untuk di Solo, mulai Juli 2023, industri di Kalijambe Kabupaten Sragen," ujarnya.
Menyinggung soal perkembangan ekspor mebel tahun ini, kata Dedy, memang lesu karena dampak pandemi Covid-19. Kemudian kena inflasi yang hebat karena ada perang dan sebagainya. Kemudian stok di luar negeri masih banyak sehingga pembelian tertunda, tapi hal ini hanya sementara.
"Semoga pada kuartal kedua dari pembeli-pembeli internasional sudah mulai datang. Jadi kami juga mengadakan pameran di Iffina Jakarta, tanggal 14-17 September 2023. Pameran di Iffina ini, sejak 2008 sudah ada sempat tujuh tahun vakum. Kami dari Asmindo yang menjadi penyelenggara," kata Dedy.
Namun dia mengakui bahwa ekspor mebel saat ini sedang lesu. Pada 2022 ekspor mebel mencapai sekitar 2,81 miliar dolar Amerika Serikat dan 2023 ini, agak melemah.
"Semoga akhir tahun ini, bisa lebih baik. Saya baru pulang dari pertemuan ASEAN untuk furniture ada perkumpulannya, ada delapan negara termasuk Indonesia, tukar informasi. Kami bisa bekerja sama dengan ASEAN, penduduknya mencapai 660 juta jiwa," kata Dedy.