Senin 24 Jul 2023 14:11 WIB

The Fed Diproyeksikan Naikan Suku Bunga, Wall Street Dihadapkan Reli Saham

Goldman Sachs memangkas kemungkinan resesi AS.

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Lida Puspaningtyas
 Dalam foto ini disediakan oleh New York Stock Exchange.
Foto: AP/David L. Nemec/New York Stock Exchange
Dalam foto ini disediakan oleh New York Stock Exchange.

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Wall Street diproyeksikan pada pekan ini akan dihadapkan dengan reli saham AS. Hal itu dikarenakan The Fed diperkirakan akan menaikan suku bunga terakkhir dari siklus pengetatan kebijakan moneter pada Juli 2023.

Dikutip dari Reuters, Senin (24/7/2023), investor secara luas mengantisipasi bank sentral akan menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin (bps) pada pertemuan 26 Juli 2023. Banyak juga yang berharap tanda-tanda bahwa pembuat kebijakan lebih percaya diri mengenai inflasi akan terus berkurang.

Baca Juga

Hal itu diharapkan akan menghilangkan kebutuhan Fed untuk menaikkan biaya pinjaman lebih jauh. Selain itu juga dapat membantu menopang saham dalam beberapa pekan terakhir.

"Sebagian besar pasar masih didorong oleh makro dan inflasi. Apa yang Fed lakukan dan katakan pekan ini sangat penting," kata Kepala Investasi di Advisors Asset Management, Cliff Corsoz

Ekspektasi latar belakang ekonomi makro yang jinak dan berakhirnya pengetatan Fed telah mendorong beberapa analis untuk merevisi pandangan tentang seberapa tinggi saham akan naik tahun ini. Jonathan Golub dari Credit Suisse pada pekan lai menaikkan target akhir tahunnya pada S&P 500 menjadi 4.700 dari 4.050.

Fundstrat Global Advisors Tom Lee menaikkan target akhir tahunnya menjadi 4.825 awal bulan ini. Sementara Ed Yardeni dari Yardeni Research melihat S&P 500 di 5.400 dalam 18 bulan ke depan.

Sementara itu, Goldman Sachs memangkas kemungkinan resesi AS yang dimulai dalam 12 bulan ke depan menjadi 20 persen dari perkiraan sebelumnya 25 persen. Hal itu mengemukakan bahwa pelonggaran inflasi dapat membuka jalan bagi Fed untuk menurunkan suku bunga tanpa memicu penurunan.

Manager Portofolio Senior di Northern Trust, Sunitha Thomas yakin inflasi akan terbukti lebih sulit dari yang diharapkan. Menurutnya, hal itu telah memangkas eksposur ekuitas dalam beberapa bulan terakhir.

"Kami telah memberi tahu klien bahwa pasar telah berjalan sangat baik untuk beberapa alasan yang sangat bagus, tetapi sekarang adalah saat yang tepat untuk menyeimbangkan kembali," ungkap Sunitha.

Kepala Investasi di Tsai Capital, Christopher Tsai tidak khawatir dan sudah menambahkan delapan perusahaan ke portofolionya tahun ini. Hal itu termasuk penyedia indeks MSCI Inc (MSCI.N) dan perusahaan kesehatan hewan Zoetis Inc (ZTS.N) yang menurutnya telah diabaikan dalam kemajuan pasar.

"Sulit untuk menemukan nama yang dinilai terlalu tinggi secara besar-besaran," tutur Christopher.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement