REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menghadap langsung ke laut Labuan Bajo dan perbukitan, Hotel Meruorah kini mampu menghidupkan yang kusam. Hotel bergaya nusantara adiseni tersebut punya perjalanan tersendri dengan tekad mengubah wilayah yang tadinya kusam menjadi kawasan sentra ekonomi baru di Labuan Bajo.
Tak banyak yang tahu, tempat berdiri hotel milik anak usaha PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) dan PT PP Tbk yakni PT Indonesia Ferry Property (IFPRO) itu dulunya merupakan pelabuhan tua. Kawasan itu bahkan bersebelahan langsung dengan tempat pelelangan ikan dengan bau menyengat yang sudah berdiri sejak 1991.
Pengembangan Kawasan Marina dimulai pada 2016 dan hotel karya arsitek Gregorius Supie Yolodi itu dibangun sejak 2019. Pada 2021, Presiden Joko Widodo (Jokowi) meresmikan langsung hotel yang dulunya sempat bernama Inaya Bay itu lalu berubah menjadi Meruorah.
Bukan tanpa makna, kata Meruorah diambil dari kata 'Mere' yang berarti puncak dan 'Ora' berarti komodo. "Nama yang baru, selain memberikan nuansa lokal yang lebih kuat juga mengandung harapan agar hotel ini selalu berada di puncak dalam memberikan kualitas pelayanan," kata Direktur Utama ASDP Indonesia Ferry, Ira Puspadewi, beberapa waktu lalu.
Kini, Meruorah berhasil menjadi venue berbagai event sekaligus menggerakan ekonomi lokal. Mulai dari International Association Women Police pada 2021 dan enam site event G20 setingkat menteri yakni Asia International Week Water (AIWW), 1st TWG Meeting, SAI20, 2nd ETWG Meeting, 2rd Sherpa Meeting, 3rd DEWG Meeting pada 2022, dan belum lama ini juga menjadi venue untuk KTT Asean 2023.
Energi baru
Indonesia kini sudah tak lagi berstatus pandemi Covid-19. Hal ini sekaligus menjadi energi baru bagi hotel yang memiliki 145 kamar itu.
Corporate Secretary ASDP Indonesia Ferry, Shelvy Arifin mengharapkan hotel yang dikelola langsung oleh Hotel Indonesia Group itu bisa membawa dampak yang signifikan terhadap perekonomian di Labuan Bajo. "Hal ini diperkuat dengan telah berubahnya status pandemi Covid-19 menjadi endemi sehingga pergerakan masyarakat utamanya berwisata terus meningkat," kata Shelvy kepada Republika, Sabtu (15/7/2023).
Setelah berhasil menjadi venue berbagai acara bergengsi, Shelvy mengungkapkan Hotel Meruorah juga siap kembali mendukung event lainnya. Sebab, salah satu keunggulan hotel di Kabupaten Manggarai Barat, NTT itu memiliki keunggulan utama yakni multifunction room berkapasitas seribu orang dengan pemandangan terbuka menghadap laut, bukit, dan lalu lalang pinisi klasik.
"Bulan Agustus mendatang, Meruorah akan menjadi lokasi penyelenggaraan event kepolisian internasional yang akan digelar Polri dan Asia International Water Week Weak Water oleh Kementerian PUPR," ungkapnya.
Menggerakkan ekonomi
Kehadiran Hotel Meruorah di pusat kota Labuan Bajo juga membawa nilai budaya tinggi. Selain itu juga pengalaman yang berkesan bagi masyarakat dan juga wisatawan.
Terlebih, saat ini masa tinggal wisatawan di Labuan Bajo terus meningkat dari rata-ratanya hanya 1,7 hari. Menurut Corporate Secretary ASDP Indonesia Ferry, Shelvy Arifin, perkembangan itu dapat berkontribusi positif meningkatkan perekonomian.
"Pengeluaran wisatawan selama di Labuan Bajo, turut mendongkrak devisa serta meningkatkan pendapatan masyarakat sekitar," ucap Shelvy.
Direktur Utama ASDP Indonesia Ferry, Ira Puspadewi menuturkan Kawasan Terpadu Marina Labuan Bajo hampir lengkap. Kini sudah ada area komersial dengan berbagai ritel menarik, hotel bintang lima, dermaga feri, dan nantinya akan ada yacht marina.
Ira memastikan ASDP berupaya menciptakan destinasi wisata baru dalam mendukung pengembangan sektor pariwisata Tanah Air. "Kami berharap, masyarakat atau turis yang datang ke pelabuhan ASDP tidak hanya untuk menyeberang saja tetapi juga mendapatkan pengalaman lebih dengan berbagai fasilitas yang ada," ujar Ira.
Inovasi bisnis
Agar tak hanya berhenti mengubah yang kusam, ASDP terus mengembangkan Kawasan Marina Terpadu Labuan Bajo. Hal itu menjadi bagian transformasi dan inovasi ASDP dalam pengembangan bisnis properti tepi pantai.
Aset yang sebagian besar berada di tepi laut mendorong ASDP untuk terus melakukan inovasi bisnis, salah satunya bisnis properti tepi pantai. ASDP sebagai entitas pemilik memiliki visi untuk mendukung kemajuan pariwisata tanah air melalui diversifikasi bisnis yang berorientasi pada pengembangan kawasan waterfront destination.
"Hal ini akan mendukung konektivitas dan bisnis hospitality di Labuan Bajo," tutur Direktur Utama ASDP Indonesia Ferry, Ira Puspadewi.
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan pemerintah pusat dan daerah harus berkolaborasi. Khususnya dalam menghadirkan akomodasi pariwisata baru.
Erick menilai, pengembangan kawasan wisata Labuan Bajo menjadi bukti kolaborasi antara pemerintah pusat dan daerah. "Saat ini perlu adanya kehadiran Bali Baru dalam mengakomodasi peningkatan pertumbuhan sektor pariwisata,” ungkap Erick.
Transformasi fisik dari pelabuhan yang menyeluruh menjadi kawasan wisata terintegrasi nyatanya mampu menjadi kisah perjalanan peradaban naik kelas. Titik awal perjalanan dibangunnya kawasan pelabuhan feri Labuan Bajo yang dimulai sejak 1982 kini sudah berubah menjadi sentra ekonomi baru.