Rabu 12 Jul 2023 20:46 WIB

Dukung Swasembada, BUMN Pangan Genjot Produksi Gula

Upaya ini untuk mendukung pemerintah dalam mencapai swasembada gula nasional.

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Ahmad Fikri Noor
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) membuka sekaligus meninjau proses penggilingan perdana gula konsumsi di PG Sindanglaut, Kabupaten Cirebon, Selasa (11/7/2023).
Foto: Dok Humas Kementan
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) membuka sekaligus meninjau proses penggilingan perdana gula konsumsi di PG Sindanglaut, Kabupaten Cirebon, Selasa (11/7/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Holding BUMN pangan ID Food menggenjot produksi gula melalui sejumlah pabrik yang dimiliki. Upaya ini untuk mendukung pemerintah dalam mencapai swasembada gula nasional. 

Belum lama ini, Pabrik Gula (PG) Sindanglaut di Cirebon, Jawa Barat, kembali beroperasi setelah dalam beberapa tahun terakhir tak berproduksi. Direktur Utama ID Food Frans Marganda Tambunan mengatakan, pengoperasian PG Sindanglaut merupakan salah satu upaya ID Food untuk meningkatkan produksi gula. 

Baca Juga

Menurutnya, dari tahun ke tahun, produksi gula PG Rajawali II terus mengalami peningkatan. Pada 2021, produksi gula tercatat berada di angka 54 ribu ton, pada 2022, meningkat menjadi 70 ribu ton dan pada musim giling tahun 2023 ditargetkan 87 ribu ton.

"Dari tahun ke tahun produksi gula mengalami peningkatan, di tahun lalu kami memproduksi 70 ribu ton gula," kata Frans dalam keterangannya di Jakarta, Rabu (12/7/2023). 

Holding pangan ID Food Group telah memulai musim giling gula tahun 2023 di beberapa Pabrik Gula yang dikelolanya seperti PG Tersana Baru, PG Sindang Laut, PG Jatitujuh, PT PG Rajawali II dan PG Candi Baru. Target produksi gula dari musim giling tahun 2023 sebesar 300.433 ton. 

Target produksi tersebut meningkat jika dibandingkan produksi tahun 2022 yang mencapai 264.907 ton dengan tingkat rendemen 6,66 persen pada luas lahan 50.857 hektar. Target sebesar 300.433 ton tersebut berasal dari jumlah tebu tergiling sebanyak 3.96 juta ton tebu di lahan seluas 51.805 hektar. Adapun tingkat produktivitas sebesar 76 ton per hektare dan target rendemen sebesar 7,59 persen.

Menurutnya, ID Food melalui pabrik-pabrik gula yang dikelolanya selalu mendukung program pemerintah dalam kemandirian pangan gula nasional. Hal itu dilakukan dengan meningkatkan kemitraan petani tebu rakyat untuk menjaga pasokan gula serta berkomitmen untuk menjaga harga gula ditingkat petani.

Terkait hal tersebut, ID Food mendukung upaya yang dilakukan oleh Bapanas bersama seluruh stakeholder gula nasional lainnya yang baru saja melakukan review Harga Acuan Pembelian/Penjualan (HAP). Apalagi ID Food melihat  langkah tersebut bertujuan untuk menjaga keseimbangan harga di hulu dan di hilir sesuai struktur ongkos produksi saat ini, sehingga memberikan keuntungan yang wajar di semua lini.

"Langkah ini seiring dengan arahan Presiden (Joko Widodo) yang meminta agar harga pangan dijaga keseimbangannya, sehingga agar bisa menghasilkan harga yang wajar di tingkat produsen, distributor, dan konsumen," katanya.

Berdasarkan data angka tetap produksi akhir giling diketahui bahwa, produksi gula nasional Tahun 2022 mencapai 2,4 juta ton atau naik 2,1 persen dibandingkan produksi Tahun 2021 yang sebesar 2,35 juta ton. Produksi tersebut berasal dari produksi giling tebu dalam negeri oleh pabrik gula dan dialokasikan untuk memenuhi kebutuhan gula konsumsi sebesar 3,2 juta ton, sehingga masih dibutuhkan tambahan produksi untuk swasembada sebesar 850 ribu ton.

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mentatakan, pengembangan gula tebu dihadapkan berbagai tantangan, salah satunya perlu dioptimalkan kembali khususnya terkait produksi gula tebu, pemanfaatan teknologi, dan ketersediaan varietas unggul baru yang adaptif di lahan kering. Tantangan lainnya adalah dukungan pengolahan, distabilitas harga, peningkatan kuantitas SDM, keterbatasan lahan tebu dan minimnya investasi terhadap industri gula berbasis tebu, ditambah lagi dengan adanya perubahan iklim. 

“Untuk mengatasi tantangan tersebut, Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Ditjen Perkebunan berupaya membuat regulasi yang mendukung hubungan yang harmonis antara Pabrik Gula dan Pekebun Tebu sehingga dapat meningkatkan semangat pekebun untuk mengoptimalkan dan mendorong produktivitas, mutu tebu, dan rendemennya," ujar Syahrul.

Syahrul mengatakan, Kementan melalui Ditjen Perkebunan terus berupaya meningkatkan produktivitas tebu dan pengembangan lahan tebu rakyat, selain dengan pola ekstensifikasi dan intensifikasi tebu, Ditjenbun juga bersinergi atau berkolaborasi dengan berbagai pihak terkait, serta mendorong pekebun agar melakukan kemitraan, guna mendukung dan memperkuat percepatan swasembada gula konsumsi.

"Pada kesempatan kali ini, saya juga sangat mengapresiasi PT PG Rajawali II karena telah mendorong revitalisasi PG Sindanglaut untuk mulai giling pada tahun 2023 yang telah idle sejak 2020," kata Syahrul.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement