Selasa 11 Jul 2023 18:21 WIB

Kejar Swasembada Gula Nasional, Kementan Perkuat Produktivitas Tebu

Mentan menggelar panen dan tanam tebu untuk gula konsumsi.

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Ahmad Fikri Noor
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) menggelar panen dan tanam tebu untuk gula konsumsi di Desa Sidamulya, Kecamatan Astanajapura, Kabupaten Cirebon, Selasa (11/7/2023).
Foto: Dok Humas Kementan
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) menggelar panen dan tanam tebu untuk gula konsumsi di Desa Sidamulya, Kecamatan Astanajapura, Kabupaten Cirebon, Selasa (11/7/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON -- Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) menggelar panen dan tanam tebu untuk gula konsumsi di Desa Sidamulya, Kecamatan Astanajapura, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, Selasa (11/7/2023). Kegiatan tersebut merupakan rangkaian kerja pemerintah dalam mendorong percepatan swasembada gula nasional.

Syahrul menyebutkan, luas areal tebu nasional tahun 2023 berdasarkan data awal Maret mencapai 509.608 hektare, dengan produksi tebu sebesar 37.463.341 ton. Untuk luas areal tebu di Jawa Barat, seluas 17.590 hektare, dengan produksi tebu 1.138.757 ton. Sedangkan Kabupaten Cirebon, luas existing mencapai 4.166 hektare dengan produksi sebanyak 269.703 ton.

Baca Juga

 

"Kementerian Pertanian telah menargetkan Indonesia bisa mencapai swasembada gula konsumsi pada 2024. Upaya untuk mencapai target tersebut telah dimulai sejak 2019. Jadi sesuai perintah Presiden (Joko Widodo), hilirisasi pangan menjadi strategi yang akan didorong secara nasional," ujar Syahrul.

Menurut Syahrul, kebutuhan tebu terus meningkat seiring pengolahan tebu modern yang bisa dijadikan banyak olahan. Itu berarti, kebutuhan tebu bukan hanya sebagai bahan dasar gula saja. Namun, juga banyak digunakan untuk produk olahan lainnya.

"Ini tidak hanya dikembangkan untuk gula, tapi untuk sektor pertanian lain yang memiliki skala ekonomi. Karena itu kita gunakan teknologi dan varietas unggul dengan rendemen yang lebih tinggi, sekarang ini di antara tujuh sampai delapan. Bahkan kita berharap rendemen mencapai sembilan sampai sepuluh," katanya.

Syahrul mengungkapkan, saat ini pemerintah tengah memprioritaskan program ekstensifikasi dan intensifikasi sebagai pengembangan tebu rakyat secara nasional. Diketahui, produksi gula pada 2022 mencapai 2,4 juta ton atau naik 2,1 persen apabila dibandingkan produksi 2021 yang hanya 2,3 juta ton

"Produksi tersebut berasal dari produksi giling tebu dalam negeri oleh pabrik gula dan dialokasikan untuk memenuhi kebutuhan gula konsumsi sebesar 3,2 juta ton, sehingga masih dibutuhkan tambahan produksi untuk swasembada sebesar 850 ribu ton," jelasnya.

Kementan melalui Ditjen Perkebunan pun terus berupaya meningkatkan produktivitas tebu dan pengembangan lahan tebu rakyat dengan memperkuat sinergitas atau berkolaborasi dengan berbagai pihak. Selain itu juga terus mendorong kerja sama kemitraan. Di antaranya menginisiasi model taksi alat mesin perkebunan atau Titan.

Program itu dinilai mampu menekan biaya usaha tebu seminimal mungkin. Paket Titan menyediakan alsin mulai dari pengolahan lahan, tanam, budidaya, panen yang dapat diakses oleh pekebun dan disediakan oleh pabrik gula (PG) melalui mekanisme kemitraan.

Pada kesempatan yang sama, Direktur Jenderal Perkebunan Andi Nur Alam Syah menambahkan, tahun ini pihaknya telah mengalokasikan program peningkatan produksi dan produktivitas berupa intensifikasi seluas 4.700 hektare. Terdiri atas Satker Pusat seluas 4.350 hektare dan 350 hektare di Satker Daerah (Provinsi).

Adapun untuk Kabupaten Cirebon, dialokasikan kegiatan Rawat Ratoon dengan luas 100 hektare. "Melalui program ini, Kementerian Pertanian memberikan bantuan sarana produksi kepada pekebun penerima bantuan dalam bentuk natura. Adapun sarana produksi yang diberikan berupa pupuk majemuk sebanyak 300 kilogram per hektare, pembenah tanah delapan liter per hektare dan pupuk silika lima kilogram per hektare," kata Andi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement