Kamis 06 Jul 2023 21:37 WIB

Bapanas: Penyerapan Beras Dalam Negeri oleh Bulog Capai 701 Ribu Ton

Penyaluran bantuan pangan beras juga telah terealisasi 99 persen.

Pekerja menurunkan beras impor dari truk di gudang Bulog Ketapang II Banyuwangi, Jawa Timur, Selasa (27/6/2023). Sebanyak  10.394 ton beras impor dari Thailand masuk ke gudang Bulog Banyuwangi sedangkan 2 ton akan didistribusikan ke Bali sisanya menjadi stok cadangan yang akan didistribusikan ke daerah yang defisit beras.
Foto: ANTARA FOTO/Budi Candra Setya
Pekerja menurunkan beras impor dari truk di gudang Bulog Ketapang II Banyuwangi, Jawa Timur, Selasa (27/6/2023). Sebanyak 10.394 ton beras impor dari Thailand masuk ke gudang Bulog Banyuwangi sedangkan 2 ton akan didistribusikan ke Bali sisanya menjadi stok cadangan yang akan didistribusikan ke daerah yang defisit beras.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Badan Pangan Nasional atau National Food Agency (NFA) Arief Prasetyo Adi menyampaikan realisasi penyerapan beras dalam negeri yang dilakukan Perum Bulog telah mencapai 701 ribu ton per 5 Juli 2023 dan telah disalurkan dalam program bantuan pangan beras.

"Jumlah ini berkontribusi terhadap terlaksananya program stabilisasi pasokan dan harga beras, seperti program bantuan pangan beras. Dalam program tersebut seluruh pasokan beras dipenuhi dari hasil penyerapan dalam negeri," kata Kepala Bapanas Arief di Kantor Bapanas Jakarta, Kamis (6/7/2023).

Baca Juga

Bantuan pangan, lanjutnya, dipenuhi sepenuhnya dari Cadangan Beras Pemerintah (CBP) yang bersumber dari produksi dalam negeri. Pada program ini sebanyak 21,3 juta Kelompok Penerima Manfaat (KPM) mendapatkan 10 kg beras sebanyak 3 kali dengan total kebutuhan beras sebanyak 639 ribu ton.

Hingga 5 Juli, penyaluran bantuan pangan beras tersebut telah terealisasi 99 persen yang berarti sekitar 637 ribu ton CBP hasil pengadaan dalam negeri telah digelontorkan.

Arief menambahkan pemanfaatan CBP untuk mendukung berbagai program stabilisasi pasokan tersebut berdampak pada percepatan perputaran stok beras di Gudang Bulog.

"Saat ini stok CBP kita yang ada di Bulog berisi beras new crop yang kualitasnya baik. Tidak ada lagi beras sisa stok yang telah disimpan beberapa tahun sehingga kualitasnya menurun," ucapnya.

Lebih lanjut Arief menegaskan bahwa sejak awal pemerintah konsisten memprioritaskan dan mendorong beras produksi dalam negeri sebagai komponen utama pengisian CBP dan pemasok program hilirisasi pangan.

"Khususnya saat musim panen raya di semester pertama tahun ini dan saat panen gaduh jelang akhir tahun. Untuk mendukung itu, kita juga sudah terbitkan instrumen peraturan untuk menaikkan HPP (Harga Pembelian Pemerintah) gabah dan beras agar Bulog lebih berdaya saing," ujarnya.

Bapanas mencatat stoK CBP di Bulog per 5 Juli adalah sebanyak 557 ribu ton yang terdiri dari stok CBP hasil pengadaan/penyerapan dalam negeri 207 ribu ton dan stok CBP hasil pengadaan luar negeri 350 ribu ton.

Stok CBP hasil pengadaan dalam negeri relatif lebih kecil karena telah terus digunakan secara berkala, salah satunya untuk kebutuhan bantuan pangan beras. Sehingga stok CBP di Bulog saat ini memang didominasi dari pemenuhan luar negeri.

"Itu memang sengaja kita simpan, mengingat tujuan awal pengadaan luar negeri adalah hanya untuk mengamankan stok CBP guna berjaga-jaga mengantisipasi kondisi kedaruratan. Jadi selama stok CBP dalam negeri masih tersedia kita prioritaskan penggunaan yang dalam negeri," tegasnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement