Selasa 04 Jul 2023 15:01 WIB

Mentan: Dampak El Nino Bisa Sangat Berbahaya

Dampak El Nino bisa sangat berbahaya jika tidak diantisipasi secara tepat dan cepat.

Rep: Shabrina Zakaria/ Red: Gita Amanda
Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, usai menghadiri Forum Diskusi Meskipun El Nino, Bisa Panen di Kantor Pusat Standardisasi Instrumen Perkebunan, Kota Bogor, Selasa (4/7/2023).
Foto: Republika/Shabrina Zakaria
Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, usai menghadiri Forum Diskusi Meskipun El Nino, Bisa Panen di Kantor Pusat Standardisasi Instrumen Perkebunan, Kota Bogor, Selasa (4/7/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, mendorong Pemerintah Daerah untuk menyiapkan lumbung pangan di daerahnya masing-masing dalam rangka mengantisipasi dampak El Nino. Sebab, menurutnya dampak El Nino bisa sangat berbahaya jika tidak diantisipasi secara tepat dan cepat.

Syahrul meminta Pemerintah Daerah untuk serius dalam menghadapi El Nino, mengingat cuaca ekstrem ini bisa sangat berdampak terhadap pasokan pangan masyarakat. Jika kondisi pangan tidak baik, lanjut dia, maka usaha pemerintah menjadi nol dengan segala fasilitas yang ada.

Baca Juga

“Lumbung dibutuhkan bagi kita dalam menghadapi El Nino. Setiap daerah harus memiliki stok yang banyak. Bila buffer stock tidak kuat, El Nino bisa sangat berbahaya,” ujarnya dalam Forum Diskusi “Meskipun El Nino, Bisa Panen” di Kantor Pusat Standardisasi Instrumen Perkebunan, Kota Bogor, Selasa (4/7/2023).

Selain mempersiapkan lumbung pangan, Syahrul juga meminta setiap daerah untuk menyiapkan lahan percontohan seluas 1.000 Hektare. Nantinya lahan percontohan ini akan menjadi lokomotif bagi peningkatan kapasitas produksi daerah tersebut.

“Biar petani dan warga bisa melihatnya sebagai contoh, seperti pengelolaan air atau pemanfaatan pupuk organik. Dengan lahan tersebut, masyarakat bisa meningkatkan hasil produksi berbagai komoditi pangan,” ujarnya.

Kepala Badan Standardisasi Instrumen Pertanian (BSIP) sekaligus Ketua Umum Perhimpunan Meteorologi Pertanian Indonesia (Perhimpi), Fadjry Djufry, mengatakan forum diskusi ini diselenggaraman untuk menyusun rekomendasi yang strategis dan aplikatif, untuk membantu pemerintah dalam merespon dampak El-Nino pada semua komoditas pertanian.

“Diharapkan ada rekomendasi yang implementatif sehingga tanam bisa terus dilakukan meski El Nino sedang melanda,” ucapnya.

Menurut Fadjry, kerja sama antara Kementerian Pertanian dan Perhimpi telah berlangsung sejak Perhimpi berdiri 44 tahun yang lalu. Khususnya dalam hal pemanfaatan sumberdaya iklim.

“Sumber daya iklim seperti cuaca, air, dan lingkungan harus bisa menjadi faktor produksi pertanian yang terstandar dalam setiap prosesnya,” kata Fadjry.

Sementara itu, Wakil Ketua Dewan Penasehat Perhimpi, Yonny Koesmaryono, menyebutkan pada masa lalu, Indonesia sudah membuktikan diri bisa beradaptasi dengan El Nino. Untuk menghadapi El Nino kali ini, Yonny mengharapkan pemerintah bisa menjadi fasilitator dengan meningkatkan kapasitas sumber daya manusia (SDM).

“Perlu ada sinergi antar komponen. Misal penyuluh dalam diseminasi dan pengawalan program, lalu juga dinas terkait dana penyediaan sarana dan prasarana,” ucapnya.

Sebagai bagian dari upaya memberdayakan petani, sambung dia, kapasitas sistem informasi digital perlu ditingkatkan. Misalnya, memberdayakan para petani dengan telepon genggamnya seperti yang sudah dilakukan oleh IPB University.

“IPB sudah memiliki program untuk itu. Begitu juga Kementan. Lewat teleponnya, petani bisa terinformasikan tentang varietas yang tepat untuk kondisi iklim dan lahannya,” kata Yonny.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement