Selasa 04 Jul 2023 02:05 WIB

Eko Patrio: Properti Penting untuk Dorong Pertumbuhan Ekonomi

Masih banyak masyarakat yang belum memiliki rumah.

Anggota DPR RI, Eko Patrio menyebut sektor properti penting untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.
Foto: istimewa/doc humas
Anggota DPR RI, Eko Patrio menyebut sektor properti penting untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Komisi VI DPR, Eko Hendro Purnomo alias Eko Patrio, mengatakan sektor properti, khususnya perumahan sangat penting untuk mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat. DPR akan mendukung dengan menerbitkan berbagai regulasi agar sektor pembiayaan perumahan bisa tumbuh.

“Dampak langsung dari sektor perumahan akan dirasakan oleh sekitar 174 sektor turunannya seperti industri semen, pasir, cat, batu, dan lain sebagainya,” kata Eko Patrio, yang juga sekretaris FPAN DPR RI ini di Graha Komando, Jakarta Timur, pekan lalu. Hal ini tertuang dalam siaran pers, Senin (3/7/2023).

Selain mewujudkan rumah impian bagi masyarakat berpenghasilan rendah, lanjut Eko Patrio, sektor perumahan juga menyerap tenaga kerja yang besar. Sekitar 500.000 tenaga kerja untuk setiap pembangunan 100.000 unit rumah.

“Terkait dengan ini, DPR mendukung Relaksasi POJK 48/POJK.03/2020 untuk sektor perumahan diperpanjang," kata Eko Patrio yang juga ketua DPW PAN DKI ini.

DPR juga meminta kepada pemerintah daerah setempat dan stakeholder terkait pembangunan perumahan, untuk mendukung gerakan masyarakat mudah punya rumah. Seperti dengan cara memberikan kemudahan perizinan.

Selain itu, Eko Patrio juga mengapresiasi PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) yang berkontribusi besar terhadap suksesnya program sejuta rumah yang menjadi andalan Pemerintahan Jokowi. Menurut dia, peran aktif BTN sangat penting dalam menjalankan fungsinya sebagai bank yang fokus pada pembiayaan rumah rakyat.

Peran tersebut perlu didukung berbagai stakeholder, termasuk Komisi VI DPR, agar Bank BTN bisa lebih besar lagi dalam membiayai rumah rakyat khususnya masyarakat berpenghasilan rendah (MBR). "Backlog perumahan yang saat ini mencapai 12,7 juta unit, bukanlah tugas dari Bank BTN semata untuk bisa mengurangi angka yang sangat tinggi tersebut," kata Eko Patrio.

Peluang bisnis pembangunan perumahan terbuka sangat lebar.  Masih banyak masyarakat yang belum memiliki rumah, termasuk para milenial yang jumlahnya sekitar 31 persen dari total penduduk Indonesia.

"Perbankan seperti Bank BTN perlu terus dilibatkan dalam penyaluran program bantuan sosial pemerintah. Dan terakhir, DPR akan mengawal percepatan implementasi Bank Tanah untuk memastikan ketersediaan lahan agar memudahkan suplai rumah terjamin dengan harga yang terjangkau," kata Eko Patrio.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement