Sabtu 01 Jul 2023 03:10 WIB

Kemenperin Kembangkan Selulosa jadi Produk Berkelanjutan

Selulosa juga sebagai plastik berkelanjutan masa depan.

Pabrik kertas (ilustrasi)
Foto: Dok
Pabrik kertas (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Perindustrian (Kemenperin) melalui Badan Standardisasi dan Kebijakan Jasa Industri (BSKJI) terus mengembangkan potensi selulosa sebagai bahan baku industri yang berkelanjutan.

Kepala BSKJI Kemenperin Doddy Rahardi mengatakan, pihaknya telah memiliki satuan kerja Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri Selulosa (BBSPJI Selulosa) yang bertugas untuk mendukung peningkatan daya saing industri termasuk industri pengolahan selulosa.

Baca Juga

Pulp dan kertas merupakan produk konvensional dari industri pengolahan selulosa. Di luar itu, produk-produk seperti peralatan perawatan pribadi, suku cadang kendaraan, obat-obatan, bahan konstruksi, dan elektronik juga terdiri dari selulosa dan turunannya.

"Masih banyak yang potensial untuk dikembangkan dari selulosa," kata Doddy dalam keterangan di Jakarta, Jumat (30/6/2023).

Selulosa juga sebagai plastik berkelanjutan masa depan karena sifatnya yang membentuk biokomposit dengan termoplastik. Pemerintah mendorong penggunaan komposit untuk menciptakan produk yang kuat, namun berkelanjutan.

Menurut Doddy, saat ini dalam teknologi fabrikasi, daur ulang, dan perluasan peluang penggunaan produk akhir, telah memberikan dorongan pasar industri selulosa. Dengan demikian, pada tahun-tahun mendatang, aplikasi selulosa akan meningkat dengan industri pengguna akhir yang dapat menyubstitusi produk berbasis minyak bumi ke sumber yang berkelanjutan untuk bahan baku atau dikenal sebagai kilang hayati (biorefinery).

"Produk-produk ini mampu meminimalkan limbah, mengoptimalkan bahan baku, dan memaksimalkan keuntungan dari biomassa itu sendiri," ungkap Doddy.

Untuk memperluas layanan selulosa, BBSPJI Selulosa Kemenperin pun telah menggelar Temu Bisnis Industri bertajuk "Peran Layanan Jasa BBSPJI dalam Peningkatan Daya Saing Industri Nasional" pada Selasa (27/6/2023) lalu.

Kepala BBSPJI Selulosa Kemenperin Hendra Yetty mengatakan kegiatan tersebut diharapkan dapat menjadi sarana komunikasi dengan asosiasi industri, perusahaan industri dan pengguna layanan jasa teknis lainnya dalam pengembangan jasa layanan oleh BBSPJI Selulosa Kemenperin.

Dalam mendukung daya saing industri, BBSPJI Selulosa memberikan pelayanan jasa industri seperti pengujian, kalibrasi, sertifikasi Standar Nasional Indonesia (SNI), sertifikasi industri hijau, verifikasi (inspeksi) recycle content untuk keperluan ekspor, konsultansi, optimalisasi pemanfaatan teknologi serta pendampingan teknis yang diharapkan menjadi solusi pemecahan masalah industri selulosa.

Saat ini, juga tengah dibentuk Lembaga Verifikasi/Validasi Gas Rumah Kaca (LVV GRK), Lembaga Penjaminan Halal (LPH) dan Lembaga Verifikasi TKDN.

"BBSPJI Selulosa juga memberikan pelayanan konsultansi, pendampingan teknis serta optimalisasi pemanfaatan teknologi industri," kata Yetty.

Dalam catatan Kemenperin, pada akhir kuartal I 2023, industri kertas dan barang dari kertas menunjukkan kinerja baik dengan nilai ekspor sebesar 768,38 juta dolar AS atau naik 11,17 persen dibandingkan pada periode yang sama 2022. Sedangkan, impor turun nilainya sebesar 4,01 persen dibandingkan pada periode yang sama 2022.

 

sumber : ANTARA
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement