Jumat 30 Jun 2023 04:50 WIB

BI: Investasi Dukung Pertumbuhan Ekonomi Jateng 2023

Perekonomian Jateng pada 2023, diprediksi tumbuh 4,5 persen–5,3 persen.

Logo Bank Indonesia.
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Logo Bank Indonesia.

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Tengah Ndari Surjaningsih menyebutkan, investasi merupakan salah satu pendukung pertumbuhan ekonomi di Jateng pada tahun ini.

"Perekonomian Jateng akan tetap tumbuh kuat pada 2023, yaitu di kisaran 4,5 persen–5,3 persen (year on year), salah satunya didukung oleh investasi," kata Ndari.

Baca Juga

Menurut dia, investasi memang salah satu sumber pertumbuhan ekonomi Jateng yang secara makro juga memiliki kinerja yang semakin baik, dan sudah mendekati kondisi sebelum pandemi.

Ndari menjelaskan BI Jateng dan Pemerintah Provinsi Jateng akan menggelar Central Java Investment Business Forum (CJIBF) 2023 yang puncak kegiatannya pada 21-22 Agustus mendatang. Menjelang forum investasi terbesar di Jateng itu, digelar Road to CJIBF pada 22 Juni yang kegiatannya terdiri atas market sounding proyek investasi unggulan Jateng dan one on one meeting dengan para pemilik proyek.

Sebanyak 21 proyek investasi unggulan clean and clear dengan total nilai investasi mencapai lebih dari Rp 100 triliun siap ditawarkan kepada investor. Proyek-proyek itu meliputi energi terbarukan, pariwisata, manufaktur, pertanian, dan infrastruktur.

Sekretaris Daerah Provinsi Jateng Sumarno menyampaikan komitmen pemerintah daerah untuk selalu mendukung berbagai potensi investasi tinggi yang dimiliki Jateng. Pemprov Jateng, kata dia, berkomitmen juga untuk memfasilitasi para investor, memberikan pelayanan perizinan yang prima, serta menyediakan berbagai sarana dan prasarana pendukung.

Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPM-PTSP) Jateng juga mencatat banyak relokasi industri ke provinsi tersebut yang akan semakin mendongkrak pertumbuhan ekonomi daerah. Relokasi industri ke Jateng itu terjadi karena daya saing sumber daya manusia (SDM) yang tinggi, lokasi, dan ketersediaan infrastruktur yang mendukung, dan komitmen pemerintah melalui kebijakan pro-investasi.

Market sounding Road to CJIBF ditindaklanjuti dengan one on one meeting secara hybrid oleh kepeminatan sembilan investor, baik dari dalam negeri (Jawa Tengah dan provinsi lain) maupun luar negeri, seperti Belanda, China, dan Taiwan. Beberapa proyek investasi yang menarik minat investor, antara lain pengolahan sampah, pembangkit listrik tenaga surya terapung, minihydro power plant, agroindustri, pariwisata, infrastruktur MICE, dan garment.

 

sumber : ANTARA
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement