Rabu 28 Jun 2023 19:09 WIB

Sri Mulyani Waspadai Laju Inflasi Akibat Gejolak Harga Pangan

Pemerintah mewaspadai gejolak harga pangan dunia.

Rep: Novita Intan/ Red: Ahmad Fikri Noor
Orang-orang berbelanja di toko kelontong di Buffalo Grove, Illinois, Amerika Serikat.
Foto: AP Photo/Nam Y. Huh
Orang-orang berbelanja di toko kelontong di Buffalo Grove, Illinois, Amerika Serikat.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah mewaspadai gejolak harga pangan dunia. Hal ini dinilai dapat mengganggu perekonomian Indonesia termasuk laju inflasi.

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan, saat ini laju inflasi masih menjadi tantangan negara-negara di dunia. Dia mencontohkan, Amerika Serikat dan Eropa yang menaikkan suku bunga acuan untuk mengendalikan laju inflasi.

Baca Juga

"Kita perlu mewaspadai situasi global ini pada semester II 2023. Negara maju, akibat kenaikan suku bunga yang tinggi membuat pertumbuhan ekonomi mereka melemah," ujarnya saat konferensi pers, Senin (26/6/2023).

Menurut Sri, harga pangan masih mengalami gejolak dan ketidakpastian. Ini menimbulkan dampak terhadap pemulihan dan pelemahan ekonomi dunia. Dari satu sisi, lonjakan harga menyebabkan inflasi. Di sisi lain, menimbulkan pelemahan ekonomi, baik negara maju dan berkembang.

Menurutnya, kenaikan suku bunga di kawasan Eropa sudah cukup menggoyahkan perekonomian dunia.  “Emerging country, Amerika Latin, Brasil, dan Meksiko suku bunga melonjak tinggi. Memang suku bunga bisa menjinakkan inflasi, tapi juga memukul perekonomian," ucapnya.

Sementara itu, laju inflasi inti tahunan Indonesia per Mei 2023 masih berada di angka 2,66 persen secara tahunan. Angka ini lebih rendah dari laju inflasi bulan sebelumnya yang sebesar 2,83 persen.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement