REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA---Keamanan siber otomotif merupakan tantangan bagi produsen industri kendaraan bermotor dengan teknologi pintar yang semakin canggih, serta kebutuhan akan pemrograman khusus dan koneksi internet.
Seiring dengan meningkatnya ancaman keamanan siber, industri otomotif menjadi salah satu target utama serangan siber. Kendaraan pintar yang terhubung ke internet telah memperluas kemungkinan potensi serangan terhadap kendaraan itu sendiri, data yang dikumpulkannya, jaringan, serta sistem cloud yang mendukungnya.
Maka, produsen dan distributor perlu mengomunikasikan langkah-langkah penjagaan keamanan siber dan pemeliharaan pada sistem yang penting bagi pemilik mobil secara konsisten.
Dalam keterangan tertulis, Selasa (27/6/2023), perusahaan teknologi Palo Alto mengungkap langkah-langkah penjagaan keamanan siber itu termasuk menggunakan kata sandi yang unik dan rumit untuk kendaraan dan aplikasi pelacakan GPS serta secara teratur memperbarui perangkat lunak kendaraan yang umumnya dilengkapi patch terbaru sehingga dapat melindungi kendaraan dari kemungkinan ancaman siber.
Sementara bagi pemilik kendaraan pintar, mereka sebaiknya memberi perhatian ekstra pada kerentanan tertentu dari kendaraan pintar, seperti sistem infotainment, unit kontrol elektronik (ECU), aplikasi dan port mobil, aplikasi pembuka pintu mobil tanpa kunci (keyless entry), serta risiko kemampuan mengakses kendaraan menggunakan kredensial pemilik sebelumnya.
Fitur-fitur tersebut berpotensi meningkatkan risiko keamanan bagi kendaraan. Pelaku serangan berpotensi membobol fitur dasbor mobil termasuk sistem kemudi dan rem, yang dapat menyebabkan gangguan pada pengoperasian mesin secara keseluruhan.