Ahad 11 Jun 2023 10:23 WIB

Bankir Rusia Ini Sebut Akhir Dominasi Dolar AS Semakin Dekat

Dominasi dolar segera berakhir ketika Cina bertahap menghapus pembatasan uang.

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Friska Yolandha
Potongan tumpukan uang kertas 100 dolar ASBankir Rusia yang juga merupakan CEO VTB, Andrei Kostin mengatakan akhir dari dominasi dolar AS sudah dekat.
Foto: AP Photo/LM Otero
Potongan tumpukan uang kertas 100 dolar ASBankir Rusia yang juga merupakan CEO VTB, Andrei Kostin mengatakan akhir dari dominasi dolar AS sudah dekat.

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Bankir Rusia yang juga merupakan CEO VTB, Andrei Kostin mengatakan akhir dari dominasi dolar AS sudah dekat. Hal tersebut terlihat ketika yuan Cina naik dan seluruh dunia melihat bahaya dari upaya gagal Barat untuk membuat Rusia bertekuk lutut atas Ukraina.

“Era sejarah panjang dominasi dolar Amerika akan segera berakhir. Saya pikir waktunya telah tiba ketika Cina secara bertahap akan menghapus pembatasan mata uang,” kata Kostin kepada Reuters, Sabtu (10/6/2023)

Baca Juga

Kostin menuturkan, krisis membawa perubahan besar pada ekonomi dunia. Hal itu mendorong globalisasi sama seperti Cina mengambil kekuatan ekonomi global teratas.

Menurutnya, saat ini Amerika Serikat dan Uni Eropa, akan kehilangan langkah untuk membekukan ratusan miliar dolar aset kedaulatan Rusia. Hal tersebut dikarenakan banyak negara bergerak untuk menyelesaikan pembayaran di luar mata uang AS dan euro sementara China bergerak menuju penghapusan mata uang.

"Cina memahami bahwa mereka tidak akan menjadi kekuatan ekonomi dunia nomor satu jika mereka mempertahankan yuan mereka sebagai mata uang yang tidak dapat dikonversi. Berbahaya bagi Cina untuk menyimpang cadanhan yang diinvestasikan dalam obligasi pemerintah AS,” ujar Kostin.

Dolar AS telah dominan sejak awal abad ke-20 ketika mengambil alih pound sterling sebagai mata uang cadangan global. Meskipun begitu JPMorgan mengatakan bulan ini bahwa tanda-tanda dedolarisasi sedang berlangsung dalam ekonomi global.

Kenaikan ekonomi Cina yang spektakuler selama 40 tahun terakhir serta dampak dari perang di Ukraina dan perselisihan atas plafon utang AS telah menempatkan status dolar di bawah pengawasan baru. Setelah Presiden Vladimir Putin mengirim pasukan ke Ukraina pada Februari tahun lalu, Barat mengungkapkan apa yang dikatakannya sebagai sanksi terberat yang pernah diberlakukan dalam upaya untuk melemahkan ekonomi Rusia dan menghukum Putin atas perang tersebut.

Kostin mengatakan VTB akan memperoleh keuntungan sebesar 400 miliar rubel atau sekitar 4,9 miliar dolar AS pada 2023 setelah lima bulan pertama tahun ini dan rekor kerugian tahun lalu. Menurutnya, perekonomian Rusia tidak akan dihancurkan oleh Barat.

Dana Moneter Internasional pada April 2023 menaikkan perkiraan PDB Rusia 2023 tumbuh 0,7 persen dari 0,3 persen. Hanya saja IMF menurunkan perkiraan 2024 menjadi 1,3 persen dari 2,1 persen

"Sanksi itu buruk,m dan kami menderita karenanya. Tapi ekonomi telah beradaptasi. Pada saat yang sama, kami berharap sanksi akan diintensifkan, diperketat, beberapa jendela akan ditutup, tetapi kami juga akan menemukan peluang lain,” ungkap Kostin. 

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement