REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk mencatat laba bersih sebesar 3,81 miliar dolar AS atau Rp 56,7 triliun pada 2022. Capaian ini tercapai berkat adanya penurunan fixed cost mencapai 73,79 persen sepanjang 2022.
Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengatakan perseroan berupaya melakukan penguatan fundamental kinerja usaha sepanjang 2022. Bahkan, capaian ini merupakan tertinggi sepanjang sejarah.
"Laba bersih 3,83 miliar dolar AS merupakan yang tertinggi sepanjang sejarah," ujarnya dalam konferensi pers secara virtual, Selasa (30/5/2023).
Kemudian, perseroan mencatat lease cost to revenue sebesar sembilan persen dibandingkan pada 2019 sebesar 27 persen dan fixed cost to revenue sebesar 30,62 persen.
Total aset sebanyak 4,14 miliar dolar AS, liabilitas 4,8 miliar dolar AS, sementara ekuitas minus 653 juta dolar AS. Pada tahun ini, lanjut Irfan, perseroan menargetkan kenaikan EBITDA serta peningkatan pendapatan usaha melalui penguatan dan restorasi armada.
Menurutnya, perseroan juga akan menguatkan tata kelola. Kinerja sepanjang 2022 juga dipengaruhi oleh penambahan jumlah pesawat serviceable PKPU dengan adanya program reaktivasi pesawat dari 31 pesawat pada Juni 2022 menjadi 44 pesawat serviceable.
"Jumlah pesawat grounded menurun. Reaktivasi sisa 24 pesawat grounded dilanjutkan 2023," ucapnya.