Selasa 30 May 2023 13:57 WIB

Bawang Putih Rp 36 Ribu per Kg, Bapanas Sebut Harga Internasional Sedang Tinggi

Saat ini harga bawang putih di Cina menyentuh 1.300 dolar AS per ton.

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Friska Yolandha
Pedagang menunjukkan bawang putih di kiosnya di Pasar Kosambi, Kota Bandung, Rabu (21/12/2022). Badan Pangan Nasional (Bapanas) mengatakan salah satu faktor mahalnya harga bawang putih saat ini dikarenakan harga bawang putih di pasar global juga sedang mahal.
Foto: ABDAN SYAKURA/REPUBLIKA
Pedagang menunjukkan bawang putih di kiosnya di Pasar Kosambi, Kota Bandung, Rabu (21/12/2022). Badan Pangan Nasional (Bapanas) mengatakan salah satu faktor mahalnya harga bawang putih saat ini dikarenakan harga bawang putih di pasar global juga sedang mahal.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Pangan Nasional (Bapanas) mengatakan, salah satu faktor mahalnya harga bawang putih saat ini karena harga bawang putih di pasar global juga sedang mahal. Saat ini, harga bawang putih di China menyentuh 1.300 dolar AS per ton.

Kepala NFA Arief Prasetyo Adi menjelaskan bawang putih merupakan salah satu komoditas pangan yang masih memerlukan tambahan pasokan dari luar negeri untuk memenuhi konsumsi domestik. Untuk itu, kondisi harga komoditas tersebut di dalam negeri tidak terlepas dari pengaruh harga internasional atau di negara asal.

Baca Juga

"Hal inilah yang turut menyebabkan harga di dalam negeri terkerek naik," ujar Arief dalam keterangan tertulisnya, Selasa (30/5/2023).

Arief menjelaskan, perihal stok, Arief meminta masyarakat tidak perlu khawatir. Pasalnya, dengan perencanaan yang telah dilakukan, pemerintah melalui NFA dan Kementerian/Lembaga terkait memastikan ketersediaan bawang putih terjaga sepanjang tahun.

 

“Kita juga terus lakukan pemantauan dan penghitungan melalui Neraca Pangan Nasional. Ini sesuai arahan Bapak Presiden agar pasokan dan keseimbangan harga pangan dijaga sepanjang tahun,” ujarnya.

Berdasarkan Prognosa Neraca Pangan Nasional Januari-Desember 2023, kebutuhan bawang putih nasional dalam setahun sekitar 652 ribu ton, sedangkan produksi dalam negeri sekitar 18 ribu ton dan stok awal atau carry over dari tahun 2022 adalah 143 ribu ton. “Untuk menutupi kekurangannya, telah dilakukan perencanaan pengadaan luar negeri sehingga diperkirakan stok bawang putih nasional pada akhir 2023 tersedia 99 ribu ton,” katanya.

Begitu juga untuk periode sampai dengan Juni 2023 ini, menurut dia, berdasarkan penghitungan Neraca Pangan, stok bawang putih nasional pada akhir Juni 2023 tersedia sekitar 14 ribu ton. Jumlah tersebut berdasarkan penambahan stok awal atau carry over dari tahun 2022 sebesar 143 ribu ton, produksi dalam negeri sampai Juni 11 ribu ton, dan realisasi rencana pengadaan luar negeri Januari-Juni 2023 yang tengah berjalan.

Walaupun masih mengandalkan pengadaan luar negeri, Arief memastikan, penyerapan produksi bawang putih dalam negeri tetap menjadi prioritas. “Seperti komoditas pokok lainnya, pastinya kita tetap prioritaskan penggunaan hasil produksi dalam negeri,” ujarnya.

Terkait upaya menjaga stabilitas harga ke depannya, Arief menambahkan, pada tahun ini NFA melalui BUMN Pangan telah mulai melakukan pengisian cadangan pangan pemerintah (CPP) untuk komoditas bawang putih. “Kita sudah mulai isi secara bertahap, kita targetkan memiliki stok CPP bawang putih 55,7 ribu ton sehingga bisa dioptimalkan untuk langkah-langkah intervensi menjaga stabilitas harga dan kondisi kedaruratan,” katanya.

Untuk kondisi harga bawang putih di tingkat konsumen berdasarkan Panel Harga Pangan NFA per 29 Mei 2023, harga rata-rata nasional bawang putih berada di Rp 36.875 per Kg, atau mengalami sedikit kenaikan dibanding pekan lalu yang berada di posisi Rp 36.340 per kg. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement