REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Angkasa Pura (AP) II (Persero) menyiapkan program dekarbonisasi, dengan salah satunya pemanfaatan energi baru terbarukan (EBT) di 20 bandara. Direktur Utama AP II, Muhammad Awaluddin mengatakan, peta jalan hingga 2028 untuk pemanfaatan EBT sudah dibuat.
“Pada 2021 hingga 2028, di 20 bandara AP II akan terdapat Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) berkapasitas total 26 Megawatt-Peak (MWp),” kata Awaluddin dalam pernyataan tertulisnya, Ahad (21/5/2023).
Awaluddin memastikan, saat ini PLTS sudah digunakan di tiga bandara yaitu Soekarno-Hatta di gedung Airport Operation Control Center (241 kWp) dan di Terminal 2 (1,50 MWp) dan di Terminal Kargo dan gedung administrasi Bandara Kualanamu (0,76 MWp). Begitu juga di gedung Airport Rescue and Fire Fighting Bandara Banyuwangi (0,03 MWp).
Dia menegaskan, PLTS akan dipasang di empat bandara pada tahun ini. Keempat bandara tersebut yakni Bandara Minangkabau (Padang), Sultan Mahmud Badaruddin II (Palembang), Supadio (Pontianak), an Sultan Iskandar Muda (Aceh).
"Tahun ini juga ada penambahan kapasitas PLTS di 2 bandara yaitu Bandara Soekarno-Hatta dan Kualanamu. Total PLTS yang dipasang di bandara AP II pada tahun ini berkapasitas 3,9 MWp,” ungkap Awaluddin.
Awaluddin menambahkan, AP II mendorong efisiensi energi dan menjalankan inisiatif dekarbonisasi yang didukung teknologi informasi di Bandara Soekarno-Hatta. Menurutnya, Bandara Soekarno-Hatta memiliki Energy Monitoring System untuk memantau penggunaan listrik di Terminal 1, Terminal 2, Terminal 3, Terminal Kargo, dam di area perkantoran dan penggunaan listrik di nonterminal.
"Melalui Energy Monitorin System, AP II bisa mendorong efisiensi penggunaan listrik,” tutur Awaluddin.
AP II juga mendorong penggunaan kendaraan listrik di Bandara Soekarno-Hatta dengan menyediakan fasilitas pendukung, seperti Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU). Awaluddin menuturkan, armada taksi di Bandara Soekarno-Hatta saat ini pun sudah menggunakan kendaraan listrik yang dioperasikan oleh Blue Bird dan Grab.
Dia mengungkapkan, AP II akan menggunakan kendaraan listrik sebagai kendaraan operasional di bandara-bandara yang dikelola. "AP II menyiapkan hingga 148 kendaraan listrik sebagai kendaraan operasional di 20 bandara pada 2030, dengan komposisi sebanyak 63 persen digunakan di Bandara Soekarno-Hatta, sebanyak tujuh persen di Bandara Kualanamu, dan 30 persen di bandara lainnya," kata Awaluddin menjelaskan.