Sabtu 20 May 2023 05:23 WIB

Pupuk Kaltim Mulai Jajaki Pengembangan Teknologi Green Amonia

PKT melihat potensi pasar untuk green ammonia sangat tinggi.

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Friska Yolandha
Pabrik PT Pupuk Kaltim. Salah satu aksi nyata PKT dalam mewujudkan upaya transformasi hijau adalah dengan terus mengkaji inovasi berbasis teknologi untuk mengeksplorasi penggunaan energi yang terbarukan.
Foto:

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Pupuk Kalimantan Timur (PKT) sebagai pelopor transformasi hijau di industri petrokimia selalu berinisiatif memegang teguh prinsip environmental, social, governance (ESG). Direktur Utama PKT Rahmad Pribadi mengatakan salah satu aksi nyata PKT dalam mewujudkan upaya transformasi hijau adalah dengan terus mengkaji inovasi berbasis teknologi untuk mengeksplorasi penggunaan energi yang terbarukan, salah satunya green ammonia.

"Green ammonia adalah amonia yang dihasilkan dari bahan baku nonhidrokarbon dan juga menggunakan sumber energi dari nonhidrokarbon (energi hijau)," ujar Rahmad dalam keterangan tertulis di Jakarta, Jumat (19/5/2023).

Baca Juga

Rahmad menjelaskan salah satu proses produksi green ammonia adalah mereaksikan hidrogen yang dihasilkan oleh elektrolisa air dengan nitrogen yang diambil dari udara. Selain ramah lingkungan dan target untuk mendukung program net zero emission yang dicanangkan pemerintah Indonesia di 2060, lanjut Rahmad, PKT melihat potensi pasar untuk green ammonia sangat tinggi.  

"Nantinya diprediksi konsumen akan semakin banyak yang beralih ke penggunaan energi terbarukan seperti green ammonia yang dalam proses produksinya tidak menghasilkan emisi CO2," ucap Rahmad.

Rahmad menyebut hal itu menjadi alasan bagi PKT mengembangkan teknologi produksi amonia tanpa menggunakan bahan baku hidrokarbon sebagai salah satu upaya dekarbonisasi. Rahmad mengatakan PKT bersama dengan Copenhagen Atomics, Topsoe, Alfa Laval, dan Aalborg CSP menggagas kajian produksi green ammonia dengan menggunakan energi berbasis thorium. 

"Seperti green ammonia, thorium juga tergolong sebagai sumber energi hijau yang lebih ekonomis. Di Indonesia, potensi kandungan thorium diperkirakan mencapai 210 ribu-270 ribu ton yang tersimpan di Bangka, Kalimantan Barat dan Sulawesi Barat," lanjut Rahmad.

Sinergi positif yang digagas PKT dalam penjajakan produksi green ammonia ini diawali dari komunikasi antara Direktur Utama PKT Rahmad Pribadi dengan Co-Founder Copenhagen Atomics Thomas Jam Pederson pada Juli 2022. Rahmad mengatakan Copenhagen Atomics kemudian menawarkan PKT untuk bergabung dalam kajian bersama mengenai green ammonia yang sedang dilakukan antara Copenhagen Atomics, Topsoe dan Alfa Laval.

"Sebagai tahapan awal, PKT bersama Copenhagen Atomics, Topsoe, Alfa Laval, dan Aalborg CSP sudah menandatangani nota kesepahaman (MoU) mengenai kajian green ammonia menggunakan energi berbasis thorium secara digital pada Januari 2023," sambung dia.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement