REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ekonom makroekonomi dan pasar keuangan dari Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat (LPEM) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, Teuku Riefky mengatakan bahwa sektor industri manufaktur menjadi penyumbang angka investasi terbesar hingga mencapai Rp 46,7 triliun pada kuartal I 2023. Yang dimaksud sektor industri manufaktur mencakup industri logam dasar, barang logam, nonmesin serta peralatan.
"Sepanjang tahun 2022 hingga kuartal pertama tahun 2023, sektor industri manufaktur seperti industri logam dasar, barang logam, nonmesin dan peralatannya konsisten menduduki peringkat teratas sebagai sektor penyumbang investasi terbesar di Indonesia," kata Riefky di Jakarta, Kamis (4/5/2023).
Mengutip data dari Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Riefky lanjut memaparkan realisasi investasi pada sektor lainnya. Pada sektor transportasi, pergudangan serta telekomunikasi, ia mencatat total investasi sebesar Rp 36,1 triliun. Dari sektor kawasan industri dan perkantoran, tercatat sebesar Rp 27,9 triliun.
Apabila ditelaah berdasarkan wilayah, realisasi investasi didominasi di luar Pulau Jawa yang mencapai Rp172,9 triliun atau 52,6 persen dari total investasi pada kuartal I 2023. Sedangkan realisasi di Pulau Jawa sendiri tercatat sebesar Rp 156,0 triliun atau 47,4 persen dari total realisasi.
Lebih lanjut, Riefky mengungkapkan lima besar negara investor utama, yakni Singapura (4,3 miliar dolar AS), Hong Kong (1,5 miliar dolar AS), China (1,2 miliar dolar AS), Jepang (1,0 miliar dolar AS) dan Amerika Serikat (0,8 miliar dolar AS).
"Ini adalah tanda yang menjanjikan dari investasi dan peluang bagi Pemerintah Indonesia untuk mempertahankan pertumbuhan ekonomi pada tahun 2023," pungkasnya.