REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Berbeda dengan konsumsi BBM yang bakal melonjak, PT PLN (Persero) memproyeksi konsumsi listrik harian selama musim libur Lebaran tahun 2023 bakal mengalami penurunan hingga 27 persen.
"Pada kondisi seperti beban itu turun sangat drastis, Jawa-Bali malah diprediksi turun sampai 30 persen. Jadi turunnya lebih dari rata-rata nasional," kata EVP Operasi Sistem Ketenagalistrikan, PLN, Dispriansyah dalam dalam Konferensi Pers Posko Nasional Sektor ESDM Ramadhan dan Idul Fitri 1444 H di Jakarta, (10/4/2023).
Meski konsumsi harian bakal lebih rendah, Dispriansyah optimistis tingkat konsumsi pada momen Lebaran tahun ini akan lebih tinggi dari tahun lalu, sekitar 5,36 persen. Dengan beban listrik yang turun, PLN memastikan seluruh sistem pembangkit dalam kondisi siap melayani kebutuhan listrik masyarakat yang merayakan momen Idul Fitri tahun ini.
"Insya Allah kondisinya aman dan normal. Jadi, cadangan lebih banyak dari beban yang ada. Kami juga didukung oleh energi primer yang baik, seperti pasokan batubara untuk pembangkit listrik PLN masih di atas 20 hari operasi (hop)," katanya.
Direktur Teknik dan Lingkungan Ketenagalistrikan, Kementerian ESDM, Mohamad Priharto Dwinugroho, menambahkan, total beban puncak listrik pada Lebaran tahun ini diperkirakan mencapai 39 ribu megawatt (MW) sementara kapasitas total pembangkit berada pada level 48.248 MW.
Lebih lanjut, ia mengatakan, meski konsumsi harian turun, nantinya akan dilakukan pembatasan aktivitas yang bisa menyebabkan gangguan listrik. PLN pun telah siap menyiagakan 2.250 posko di seluruh wilayah padat mudik dengan 81.690 personel. Di satu sisi, PLN juga telah mengoperasikan 116 Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik (SPKLU) yang bisa digunakan para pengguna kendaraan listrik.