Senin 10 Apr 2023 05:06 WIB

BI Tegal Ajak UMKM Manfaatkan Digitalisasi untuk Pasarkan Produk

Dengan masuk dalam sistem QRIS, UMKM akan langsung terkoneksi ke bank.

Pengunjung memindai QRIS dari aplikasi dompet elektronik di bazaar UMKM (ilustrasi). Bank Indonesia Tegal, Jawa Tengah, mengedukasi para pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) mampu memanfaatkan digitalisasi sebagai sarana untuk memasarkan produk.
Foto: ANTARA FOTO/M AGUNG RAJASA
Pengunjung memindai QRIS dari aplikasi dompet elektronik di bazaar UMKM (ilustrasi). Bank Indonesia Tegal, Jawa Tengah, mengedukasi para pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) mampu memanfaatkan digitalisasi sebagai sarana untuk memasarkan produk.

REPUBLIKA.CO.ID, PEKALONGAN -- Bank Indonesia Tegal, Jawa Tengah, mengedukasi para pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) mampu memanfaatkan digitalisasi sebagai sarana untuk memasarkan produk.

Manajer Operasional Kantor Perwakilan BI Tegal Enggar Estiko Handoko di Pekalongan, Ahad (9/4/2023), mengatakan, Bank Indonesia mengedukasi pelaku UMKM beradaptasi menggunakan sistem pembayaran quick response code Indonesian standard (QRIS) agar mereka naik kelas.

Baca Juga

"Dengan terkoneksinya pelaku UMKM ke dalam sistem pembayaran QRIS maka mereka akan langsung terkoneksi ke bank," kata Enggar.

Dengan membayar transaksi dengan QRIS, UMKM bisa menerima pembayaran nontunai baik dari dompet digital, m-banking, bahkan saat ini sumber dananya bisa membayar menggunakan kartu kredit dari mana saja.

Perkembangan teknologi digital yang semakin pesat, khususnya semenjak pandemi Covid-19 telah mendorong perilaku masyarakat berbelanja secara daring. Sehingga platform perdagangan elektronik menjadi laris sebagai pilihan untuk bertransaksi.

Dia mengatakan, digitalisasi usaha mikro kecil dan menengah terbukti menjadi kunci utama kemajuan bisnis dan pertumbuhan ekonomi. Peningkatan transaksi digital di wilayah eks-Keresidenan Pekalongan dan Indonesia pada umumnya sudah sangat meningkat secara signifikan yaitu pada Januari 2023 tercatat sebanyak 20 persen.

Enggar berharap para pelaku usaha mikro kecil dan menengah semakin sadar digitalisasi sudah menjadi sebuah keniscayaan. "Para pelaku UMKM mau tidak mau harus mengikuti perkembangan zaman serta ilmu dan teknologi. Jika pelaku UMKM tidak mau mengubah ke digital maka mereka akan tertinggal dan tergerus zaman," kata dia.

Ia menambahkan usaha mikro kecil dan menengah harus go digital agar bisa terus berkembang usahanya bahkan melakukan ekspor.

 

sumber : ANTARA
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement