REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Jelang momen Idul Fitri 1444 H, fenomena penukaran uang pecahan kecil menjadi marak. Bank Indonesia (BI) tak menampik hal ini. Akan tetapi, BI mengimbau masyarakat untuk bisa melakukan penukaran uang di layanan perbankan resmi.
Kepala Departemen Pengelolaan Uang Bank Indonesia, Marlison Hakim menjelaskan, penjaja penukaran uang di pinggir jalan marak karena memang masyarakat juga membutuhkan waktu yang cepat dan praktis. Hanya saja, tak jarang ditemukan kecurangan dalam penukaran uang seperti adanya mata uang palsu maupun nilainya yang berkurang.
"Kita tidak pungkiri fenomena itu. Kenapa ada penjaja? Ingin mudah dan cepat," ujar Marlison saat ditemui di GBK, Ahad (9/4/2023).
Marlison mengatakan, dengan melakukan penukaran di perbankan nasional maupun di gerai layanan penukaran uang BI masyarakat tak dipungut biaya. "Pasti. Pasti jumlahnya dan pasti jaminan keamanannya, uangnya asli. Kami imbau masyarakat untuk melakukan penukaran di bank," ungkap Marlison.
Oleh karena itu, pada tahun ini, BI memperbanyak gerai layanan penukaran uang. BI juga sudah menugaskan perbankan nasional untuk bisa memperbanyak titik layanan penukaran uang ini.
"Makanya kita tahun ini perbanyak naik delapan persen di 5.000-an titik. Bank turun semua. Kita tidak bisa larang penjaja penukaran yang di jalan itu. Kita head to head di mana ada mereka, kita buka penukaran cash keliling kita," kata Marlison.