Senin 27 Mar 2023 20:14 WIB

Ini Daftar Negara Potensial untuk Pasok Beras Impor Dua Juta Ton ke RI

Cadangan beras pemerintah (CBP) di Bulog yang saat ini tersisa 220 ribu ton.

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Lida Puspaningtyas
Kepala Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) Arief Prasetyo Adi (kiri) bersama Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Retail Indonesia (Aprindo) Roy Nicholas Mandey (kanan) saat melakukan kunjungan di Super Indo Depok Town Center, Jawa Barat , Senin (27/3/2023). Kunjungan tersebut dalam rangka menjaga kemamanan dan mutu pangan agar masyarakat mendapatkan pangan yang bermutu dan berkualiatas. Kepala Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) Arief Prasetyo Adi dalam kesempatan tersebut menyampaikan harga komuditas pangan secara umum masih stabil.
Foto: Republika/Prayogi.
Kepala Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) Arief Prasetyo Adi (kiri) bersama Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Retail Indonesia (Aprindo) Roy Nicholas Mandey (kanan) saat melakukan kunjungan di Super Indo Depok Town Center, Jawa Barat , Senin (27/3/2023). Kunjungan tersebut dalam rangka menjaga kemamanan dan mutu pangan agar masyarakat mendapatkan pangan yang bermutu dan berkualiatas. Kepala Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) Arief Prasetyo Adi dalam kesempatan tersebut menyampaikan harga komuditas pangan secara umum masih stabil.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Pangan Nasional (NFA) resmi membuka impor beras sebanyak dua juta ton hingga akhir tahun 2023 melalui Perum Bulog. Sejumlah negara disiapkan menjadi pemasok beras untuk Indonesia.

Kepala NFA, Arief Prasetyo Adi, mengakui, importasi beras sebanyak dua juta ton bukan perkara mudah. Sebab, jumlah impor yang besar membuat pasokan beras harus didatangkan dari sejumlah negara produsen.

Baca Juga

"Negara untuk importasi yang saya tahu ada India, Pakistan, Myanmar, Vietnam, Thailand. Dua juta ton itu bukan angka yang mudah dipenuhi oleh satu negara," kata Arief dalam konferensi pers usai menggelar Forum Rembug Pangan di Kantor NFA, Jakarta, Senin (27/3/2023).

Namun Arief menyebut, sejauh ini rekomentasi teknis (rekomtek) dari Kementerian Pertanian serta izin impor dari Kementerian Perdagangan belum diterbitkan. Sembari diproses, Bulog harus terus melakukan penyerapan produksi lokal.

Berkaca dari pengalaman impor sebelumnya sebanyak 500 ribu ton, Arief mengaku pun tak mudah dilakukan oleh Bulog selaku operator pemerintah. Impor tersebut diputuskan November 2022, namun baru bisa dilakukan pada Desember 2022 dan dirampungkan akhir bulan Februari 2023 lalu.

Adapun impor 500 ribu ton itu mayoritas berasal dari Vietnam, Thailan, serta sedikit dari Pakistan dan Myanmar.

Arief pun menegaskan, importasi beras dilakukan khusus untuk mengisi cadangan beras pemerintah (CBP) di Bulog yang saat ini tersisa 220 ribu ton. Namun, ia memastikan Bulog tetap akan memprioritaskan penyerapan dalam negeri di musim panen raya kali ini.

"Pemerintah ini harus punya cadangan yang memang dipergunakan, bisa diberikan ke Bansos, banyak kegiatan pemerintah yang harus dikerjakan dan ini tidak terkait dengan kinerja kementerian lain, ini memang diperlukan," kata Arief.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement