REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Indonesia (BI) mengatakan, saat ini inflasi terkendali dan mendukung stabilitas perekonomian. Gubernur BI Perry Warjiyo memproyeksikan inflasi kembali ke dalam sasaran di bawah empat persen mulai September 2023.
"Kok belum turun di bawah empat persen, ya nanti September. Itu base effect penyesuaian harga BBM bersubsidi tahun lalu," kata Perry dalam konferensi pers RDG BI Bulanan Maret 2023, Kamis (16/3/2023).
Sementara itu, Perry juga meyakini inflasi inti akan tetap terkendali. Khususnya mencapai level di bawah empat persen pada semester I 2023.
Perry menjelaskan, inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) pada Februari 2023 tercatat sebesar 5,47 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Angka tersebut sedikit meningkat dibandingkan dengan inflasi IHK bulan sebelumnya sebesar 5,28 persen akibat naiknya inflasi volatile food sebesar 7,62 persen secara tahunan.
Inflasi inti juga terus melambat menjadi 3,09 persen pada Februari 2023 dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. "Ini dipengaruhi ekspektasi inflasi yang menurun, tekanan imported inflation yang terkendali, dan pasokan agregat yang memadai dalam merespons kenaikan permintaan," jelas Perry.
Dia menuturkan, terkendalinya inflasi sebagai hasil dari respons kebijakan moneter Bank Indonesia. Selain itu juga eratnya sinergi pengendalian inflasi antara Bank Indonesia dengan pemerintah pusat dan daerah.
Dia memastikan BI akan terus memperkuat koordinasi dengan pemerintah pusat dan daerah dalam pengendalian inflasi. "Ini termasuk menyambut periode Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN)," ucap Perry.