REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI) optimistis penyaluran kredit Perseroan akan tumbuh secara berkelanjutan hingga akhir 2023. Sepanjang Januari tahun ini, pertumbuhan kredit BNI mencapai 10 persen secara tahunan.
"Kami proyeksikan pertumbuhan ini dapat kami jaga secara sustain hingga akhir 2023," kata Direktur Keuangan BNI Novita Widya Anggraini saat konferensi pers RUPST BNI Tahun Buku 2022, Rabu (15/3/2023).
Menurut Novita, optimisme itu didasari proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun ini yang diperkirakan mencapai lima persen. Perekonomian Indonesia relatif lebih resilien dibandingkan dengan negara lain.
Seiring dengan pertumbuhan ekonomi yang membaik, BNI memproyeksikan ekspansi bisnis dan juga kegiatan investasi dari nasabah-nasabah Perseroan akan terus berjalan, sehingga permintaan pinjaman akan terus ada.
Selain itu, kualitas aset BNI akan terus terjaga. Perseroan akan berfokus pada ekspansi yang berkualitas dan juga perbaikan bisnis proses. Langkah ini akan menjamin perbaikan di kualitas aset. BNI memproyeksikan tingkat gagal bayar semakin membaik di bawah level 2,5 persen.
Dalam melakukan strategi pertumbuhan kredit, BNI menjaga diversifikasi kredit ke dalam berbagai sektor industri. BNI juga akan fokus melanjutkan ekspansi pada klien teratas beserta rantai nilai bisnisnya.
"Dengan strategi ini kami yakin BNI dapat menghasilkan kualitas aset yang lebih tangguh dan juga peluang diversifikasi aset yang lebih baik," tutur Novita.