Selasa 14 Mar 2023 18:01 WIB

Luhut: Sampai Hari Ini Kebangkrutan SVB tak Berdampak ke Indonesia

Luhut meminta semua pihak tetap waspada meski rasio likuiditas Indonesia tinggi.

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Lida Puspaningtyas
Nasabah memgantri di luar lokasi cabang Silicon Valley Bank, Senin (13 /3/2023), di Wellesley, Mass.
Foto: AP Photo/Steven Senne
Nasabah memgantri di luar lokasi cabang Silicon Valley Bank, Senin (13 /3/2023), di Wellesley, Mass.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menilai, penutupan Silicon Valley Bank (SVB) oleh Federal Deposit Insurance Corporation (FDIC) Amerika Serikat pada 10 Maret lalu tidak akan berdampak ke perbankan Indonesia. Sampai hari ini, kata dia, pengaruh penutupan itu tidak sampai ke Tanah Air.

Menurutnya, kondisi permodalam berbagai bank di Tanah Air kini sangat bagus. Meski begitu, ia menegaskan tetap harus berhati-hati.

Baca Juga

"Kita harus super hati-hati menghadapi ini," ujar Luhut dalam Indonesia Leading Economic Forum 2023 "Strengthening the Economic Climate Amid the Global Polycrisis Era" di Jakarta, Selasa (14/3/2023).

Ia menyebutkan, Rasio Kecukupan Likuiditas atau Liquidity Coverage Ratio (LCR) Indonesia lebih tinggi dibandingkan beberapa negara maju. LCR Indonesia masih di posisi 234. Sementara di AS 148, Jepang 135, China 132, dan Eropa 120.

Sebelumnya, Regulator Perbankan California menutup SVB Financial guna melindungi simpanan nasabah dalam kegagalan bank terbesar sejak krisis keuangan AS. Krisis modal di SVB telah menekan saham berbagai bank di dunia.

Di tengah jatuhnya SVB, Bitcoin melonjak 10 persen pada perdagangan Senin pagi. Itu karena, pasar mata uang kripto secara umum berkembang. Bitcoin mencapai 22.560,2 dolar AS sekitar pukul tiga pagi pada Senin lalu.

Angka tersebut mencapai level tertinggi dalam 10 hari. Pasar kripto secara keseluruhan mencapai satu triliun dolar AS. Itu berkat dorongan sekitar 70 miliar dolar AS.

Dorongan kripto datang di tengah keruntuhan bank terbesar sejak krisis keuangan 2008. Pemerintahan Presiden Biden pun turun tangan guna menjamin dana bagi deposan SVB.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement