REPUBLIKA.CO.ID, SYDNEY -- Harga minyak sedikit tergelincir di awal perdagangan Asia pada Selasa (14/3/2023) pagi, memperpanjang penurunan hari sebelumnya. Runtuhnya Silicon Valley Bank (SVB) mengejutkan pasar ekuitas dan meningkatkan kekhawatiran tentang krisis keuangan baru.
Minyak mentah berjangka Brent turun tipis 9 sen menjadi diperdagangkan di 80,68 per barel pada pukul 01.01 GMT. Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS merosot 16 sen menjadi diperdagangkan di 74,64 dolar AS per barel.
Pada Senin (13/3/2023), Brent turun ke level terendah sejak awal Januari. Sementara WTI turun ke level terendah sejak Desember.
Penutupan tiba-tiba SVB Financial memicu kekhawatiran tentang risiko bank lain akibat kenaikan tajam suku bunga Federal Reserve AS selama setahun terakhir. Ini juga memicu spekulasi tentang apakah bank sentral dapat memperlambat laju pengetatan moneternya.
Pihak berwenang AS meluncurkan langkah-langkah darurat pada Ahad (12/3/2023) untuk menopang kepercayaan pada sistem perbankan setelah kekhawatiran penularan dari kegagalan Silicon Valley Bank menyebabkan penjualan aset-aset AS pada akhir minggu lalu dan regulator menutup Signature Bank yang berbasis di New York pada Ahad (12/3/2023).
Indeks dolar, yang mengukur mata uang AS terhadap enam mata uang utam lainnya, naik pada Selasa pagi setelah jatuh selama tiga hari berturut-turut. Indeks dolar mencapai level terendah hampir satu bulan pada Senin (13/3/2023). Dolar yang lebih lemah membuat minyak lebih murah bagi pemegang mata uang lainnya dan biasanya mendukung harga minyak.
Dalam berita pasokan AS, American Petroleum Institute (API) diperkirakan akan merilis data industri tentang persediaan minyak AS pada Selasa. Enam analis yang disurvei oleh Reuters memperkirakan rata-rata persediaan minyak mentah naik sekitar 600.000 barel dalam seminggu hingga 10 Maret.