REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perum Perhutani berkomitmen menjadi perusahaan pengelola hutan berkelanjutan dan bermanfaat bagi masyarakat. Direktur Perencanaan dan Pengembangan Perum Perhutani Endung Trihartaka mengatakan perusahaan terus meningkatkan peran dalam memastikan produk hasil hutan berkelanjutan melalui implementasi pengelolaan hutan lestari dan pemastian rantai pasok industri berkelanjutan. Direktur Perencanaan dan Pengembangan Perum Perhutani Endung Trihartaka mengatakan
"Sebagai penghasil gondorukem terbesar ketiga di dunia, Gondorukem dan Terpentin Indonesia yang diproduksi Perhutani telah diekspor ke berbagai negara di dunia seperti Jerman, Belgium, Pakistan, Jepang, UEA, Turki, dan India sebagai bahan baku untuk industri farmasi, adhesive, kosmetik dan lainnya," ujar Endung dalam keterangan tertulis di Jakarta, Rabu (8/3/2023).
Endung mengatakan Perhutani baru-baru saja menerima dua sertifikat FSC Chain of Custody (FSC CoC) industri Gum Rosin (gondorukem) dan Terpentin untuk pabrik Gondorukem dan Terpentin (PGT) Sukun dengan nomor sertifikat SA-COC-013667 dan PGT Cimanggu dengan nomor setifikat SA-COC-013666. Endung menyampaikan Perhutani telah mengantongi tujuh sertifikat ecolabel internasional meliputi dua sertifikat untuk pengelolaan hutan lestari, tiga Sertifikat untuk industri kayu dan dua Sertifikat untuk industri gondorukem dan terpentin.
"Sertifikat tersebut memberikan jaminan kepada pelanggan bahwa produk yang digunakan merupakan produk industri berkelanjutan dan menerapkan sistem ketertelusuran," ucap Endung.
Selain sebagai komitmen Perhutani dalam mengelola produk hasil hutan berkelanjutan, Endung menyebut, sertifikasi ecolabel untuk industri hasil hutan bukan kayu juga meningkatkan daya saing produk dan memberi ruang baru pengembangan pasar untuk produk Gum Rosin bersertifikat. Dengan kepemilikan sertifikat FSC CoC industri hasil hutan bukan kayu, ucap Endung, Perhutani siap mengekspor 20 juta kg Gum Rosin pada tahun ini.
Endung menyampaikan sertifikat FSC CoC industri hasil hutan bukan kayu merupakan sertifikat ecolabel pertama di Indonesia dan Asia Tenggara. Hal ini menjadikan Perhutani sebagai pemimpin industri Gum Rosin yang bersertifikat FSC 100 persen.
"Ke depan, Perhutani berupaya melakukan sertifikasi untuk industri gondorukem lainnya hingga semua industri gondorukem Perhutani bersertifikat ecolabel 100 persen," kata Endung.