Rabu 08 Mar 2023 18:01 WIB

Perhutani Pimpin Pasar Industri Gum Rosin di Asia Tenggara

Gondorekum Indonesia telah diekspor ke berbagai negara seperti Jerman dan Jepang.

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Friska Yolandha
Warga mitra Perhutani mengumpulkan hasil sadapan getah pohon pinus di Kaki Gunung Sawal, Kawasan Perhutani Blok Pispun, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, Kamis (12/11/2020). Perum Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Ciamis memproduksi getah pinus sebesar 817 ton per tahun dengan luas lahan pinus 1283,71 hektare untuk bahan baku pembuatan gondorukem dan terpentin.
Foto: ANTARA/Adeng Bustomi
Warga mitra Perhutani mengumpulkan hasil sadapan getah pohon pinus di Kaki Gunung Sawal, Kawasan Perhutani Blok Pispun, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, Kamis (12/11/2020). Perum Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Ciamis memproduksi getah pinus sebesar 817 ton per tahun dengan luas lahan pinus 1283,71 hektare untuk bahan baku pembuatan gondorukem dan terpentin.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perum Perhutani berkomitmen menjadi perusahaan pengelola hutan berkelanjutan dan bermanfaat bagi masyarakat. Direktur Perencanaan dan Pengembangan Perum Perhutani Endung Trihartaka mengatakan perusahaan terus meningkatkan peran dalam memastikan produk hasil hutan berkelanjutan melalui implementasi pengelolaan hutan lestari dan pemastian rantai pasok industri berkelanjutan. Direktur Perencanaan dan Pengembangan Perum Perhutani Endung Trihartaka mengatakan 

"Sebagai penghasil gondorukem terbesar ketiga di dunia, Gondorukem dan Terpentin Indonesia yang diproduksi Perhutani telah diekspor ke berbagai negara di dunia seperti Jerman, Belgium, Pakistan, Jepang, UEA, Turki, dan India sebagai bahan baku untuk industri farmasi, adhesive, kosmetik dan lainnya," ujar Endung dalam keterangan tertulis di Jakarta, Rabu (8/3/2023).

Baca Juga

Endung mengatakan Perhutani baru-baru saja menerima dua sertifikat FSC Chain of Custody (FSC CoC) industri Gum Rosin (gondorukem) dan Terpentin untuk pabrik Gondorukem dan Terpentin (PGT) Sukun dengan nomor sertifikat SA-COC-013667 dan PGT Cimanggu dengan nomor setifikat SA-COC-013666. Endung menyampaikan Perhutani telah mengantongi tujuh sertifikat ecolabel internasional meliputi dua sertifikat untuk pengelolaan hutan lestari, tiga Sertifikat untuk industri kayu dan dua Sertifikat untuk industri gondorukem dan terpentin.

"Sertifikat tersebut memberikan jaminan kepada pelanggan bahwa produk yang digunakan merupakan produk industri berkelanjutan dan menerapkan sistem ketertelusuran," ucap Endung.

Selain sebagai komitmen Perhutani dalam mengelola produk hasil hutan berkelanjutan, Endung menyebut, sertifikasi ecolabel untuk industri hasil hutan bukan kayu juga  meningkatkan daya saing produk dan memberi ruang baru pengembangan pasar untuk produk Gum Rosin bersertifikat. Dengan kepemilikan sertifikat FSC CoC industri hasil hutan bukan kayu, ucap Endung, Perhutani siap mengekspor 20 juta kg Gum Rosin pada tahun ini. 

Endung menyampaikan sertifikat FSC CoC industri hasil hutan bukan kayu merupakan sertifikat ecolabel pertama di Indonesia dan Asia Tenggara. Hal ini menjadikan Perhutani sebagai pemimpin industri Gum Rosin yang bersertifikat FSC 100 persen.

"Ke depan, Perhutani berupaya melakukan sertifikasi untuk industri gondorukem lainnya hingga semua industri gondorukem Perhutani bersertifikat ecolabel 100 persen," kata Endung.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement