REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengembangan industri kendaraan baterai listrik Indonesia menarik perhatian dari negara lain. Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan minat investasi tak hanya datang dari Asia, melainkan para pemain besar industri otomatif Eropa dan Amerika Serikat (AS).
Erick menyampaikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan menghadiri Hannover Messe, pameran industri tingkat internasional di Jerman pada 17-21 April 2023. Dalam kesempatan tersebut, Indonesia serius menjajaki kerja sama dengan perusahaan produsen kimia terbesar asal Jerman, Badische Anilin- und Soda-Fabrik (BASF) dan Volkswagen (VW) terkait investasi baterai kendaraan listrik di Indonesia.
"Salah satu diskusi, ada BASF dan VW. Kita lihat mana yang serius karena kebutuhan baterai kendaraan listrik makin meningkat. Lihat saja, kita bisa buktikan kalau mau beli mobil listrik di Indonesia, antrenya bisa tahunan," ujar Erick dalam Economic Outlook 2023 bertajuk "Menjaga Momentum Ekonomi di Tengah Ketidakpastian" di Jakarta, Selasa (28/2/2023).
Erick menyampaikan Indonesia sebagai negara nonblok tidak terlibat dengan isu geopolitik yang terjadi. Bagi Erick, kepentingan Indonesia ialah dapat menarik investasi dan membuka lapangan pekerjaan untuk masyarakat.
"Jangan terkurung pemikiran pembangunan baterai kendaraan listrik hanya Cina dan Korea. Negara-negara Eropa juga ke sini seperti Jerman, Inggris, bahkan Ford," ucap pria kelahiran Jakarta tersebut.
Erick menyampaikan pengembangan kendaraan listrik dan juga BBM nabati menjadi kombinasi yang sempurna dalam menekan impor BBM. Erick mengatakan sudah sepantasnya Indonesia menjadi pemain besar dalam industri kendaraan baterai listrik. Toh, selama ini pangsa pasar kendaraan Indonesia selalu menjadi target bagi para produsen otomotif dunia. Meski begitu, Erick menyebut Indonesia membuka diri bekerja sama dengan mitra global untuk bersama-sama membangun ekosistem pengembangan kendaraan listrik.
"Kita BUMN terbuka, IBC sudah bermitra dengan CATL dan LG," kata Erick.