REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGE) berhasil mengantongi Rp 9,05 triliun dari penawaran umum perdana atau Initial Public Offering (IPO). Bursa Efek Indonesia (BEI) berharap PGE bisa segera memanfaatkan dana tersebut untuk meningkatkan kinerja.
"Haranpan kami setelah ini PGE segera merealisasikan rencana ke depan sesuai prospektus dan semakin meningkatkan market performance perusahaan," kata Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI) Iman Rachman, Jumat (24/2/2023).
Sebelumnya PGE menyebut akan menggunakan dana hasil pelaksanaan IPO untuk kebutuhan belanja modal atau capital expenditure (capex). Dana hasil IPO juga dialokasikan untuk pembayaran sebagian fasilitas pinjaman.
Pada 2023, PGE mengalokasikan belanja modal untuk investasi baru sebesar 250 juta dolar AS. Selanjutnya, pada 2024, PGE menganggarkan investasi baru senilai total 350 juta dolar AS. Sehingga untuk investasi baru sampai 2027 PGE menyiapkan dana senilai 1,6 miliar dolar AS.
Anak usaha PT Pertamina (Persero) ini berencana mengembangkan kapasitas terpasang perseroan sebesar 600 MW hingga 2027. Bahkan pada 2030 nanti, perseroan menargetkan untuk meningkatkan kapasitas terpasang energi panas bumi menjadi 1.540 MW.
Iman mengatakan Bursa akan mendukung perusahaan tercatat untuk mencapai kinerja terbaiknya. Bursa menyambut baik pencatatan perdana saham PGE yang dinilai tepat dalam membangun strategi pendanaan berkelanjutan bagi perusahaan melalui pasar modal.
"Semoga melalui pencatatan ini akan banyak lagi perusahaan yang mencatatkan saham di Bursa Efek Indonesia," ujar Iman.